Sektor Pertanian di Bengkulu Harus Bersinergi, Begini Maksudnya

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, M Rizon SHut MSi-IST/BE-

Harianbengkuluekspress.id - Sektor pertanian di Provinsi Bengkulu harus saling bersinergi. Hal ini dilakukan agar sektor pertanian di Bengkulu bisa tumbuh semakin baik kedepannya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, M Rizon SHut MSi mengatakan, salah salah satu kunci terbangunnya sektor pertanian yang lebih baik adalah saling mendukung. Sehingga sektor pertanian akan semakin meningkat.

"Agar sektor pertanian meningkat maka harus saling bersinergi, misalkan di Rejang Lebong kelebihan ayam potong, bisa dialihkan ke Bengkulu Utara yang stoknya kurang. Begitu juga kalau hasil padi di Bengkulu Utara melimpah bisa dialihkan ke Rejang Lebong dan Kabupaten lainnya di Bengkulu," kata Rizon, Sabtu, 21 September 2024.

Ia mengaku, tidak bisa membangun sektor-sektor pertanian dengan ego. Harus ada kesatuan, karena profesi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan menurutnya cukup beragam, tidak hanya petani dan nelayan. Namun dalam lingkup lebih luas, profesi tersebut mencakup petani dalam kelompok tani, BUMdes, Koperasi, dan perorangan yang membeli hasil-hasil pertanian dan perikanan dari masyarakat.

BACA JUGA:Nomor Urut Bapaslon Diundi 2 Kali, 22 September Penetapan Calon dan 23 September Pengundian Nomor Urut

BACA JUGA:Satgas Halal Bengkulu Gencar Sosialisasi Wajib Halal

"Petani, peternak, dan nelayan diharapkan selalu konsisten dengan profesi masing-masing dan tentu harus dibarengi dengan inovasi dan kreativitas," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini banyak ditemukan fenomena petani beralih profesi yang belum tentu akan memberi kesejahteraan. Bahkan beberapa petani yang dulunya berprofesi sebagai petani karet kemudian beralih ke petani sawit. Padahal sektor kelapa sawit juga belum mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Padahal minimal kita harus konsisten dengan satu jenis pertanian saja. Misalnya kalau kopi.

Bagaimana caranya kopi ini tunggu masa panen saja, tetapi bagaimana kita buat persemaian atau bibit. Sehingga bisa dibudidayakan lebih jauh bahkan bisa ekspor," tambahnya.

Kondisi itu, sebutnya, banyak dialami oleh petani-petani di Bengkulu. Sebagian besar lebih tergiur dengan bekerja di perusahaan sawit ketimbang menjadi petani.

"Pertanyaannya kenapa beralih ke sawit. Karena kita belum konsisten dan belum mampu melakukan inovasi yang justru akan mensejahterakan kita. Untuk itu, kami akan terus dorong supaya petani-nelayan kita lebih kreatif," ujarnya.

Ia juga mengajak seluruh petani dan nelayan saling mendukung satu sama lain tidak hanya dalam satu wilayah kabupaten, melainkan antar kabupaten. Sehingga Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu akan semakin meningkat dan kesejahteraan petani juga akan meningkat.

"Seharusnya petani di Bengkulu bisa berkomunikasi dengan begitu harga jual hasil pertanian juga akan meningkat," tutupnya.(999)

Tag
Share