Bonus Demografi, Pengangguran di Bengkulu Bakal Meledak

Anggota Komisi X DPR RI dapil Provinsi Bengkulu, Hj Dewi Coryati membuka Workshop Pendidikan dengan tema peran pendidikan dalam menyiapkan SDM unggul Indonesia emas 2045, di Grage Hotel Bengkulu, Selasa 24 September 2024.-EKO/BE -

Harianbengkuluekspress.id - Indonesia menghadapi bonus demografi. Artinya, penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan jumlah penduduk usia non produktif.


Anggota Komisi X DPR RI dapil Provinsi Bengkulu, Hj Dewi Coryati MSi mengatakan, angka bonus demografi itu sudah mencapai 60 persen. Maka perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul.


Jika bonus demografi tidak disiapkan, maka ancaman pengangguran tinggi terjadi di Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu.


"Kalau tidak kita siapkan pada 2045, kita menghadapi banyak pengangguran," terang Dewi usai workshop pendidikan, dengan tema peran pendidikan dalam menyiapkan SDM unggul Indonesia emas 2045, di Grage Hotel Bengkulu, Selasa, 24 September 2024.

BACA JUGA:Dukungan DISUKA Terus Meluas, Sambut Pilkada Damai, Tolak Kampanye Hitam

BACA JUGA:Mahasiswa dan Petani di Bengkulu Tuntut Pemerintah Tuntaskan Konflik Agraria


Dijelaskannya, perkembangan zaman sangat cepat. Bahkan saat ini teknologi mesin maupun kecerdasan buatan (AI) sudah berkembang pesat. Jika SDM tidak dipersiapkan secara unggul, maka kerja manusia akan tergantikan.


"Banyak profesi akan tergantikan. Artinya, pengangguran akan terjadi," tuturnya.


Dewi menegaskan, SDM unggul dalam menghadapi bonus demografi  penting untuk disiapkan. Jika tidak disiapkan, hanya usia produktif yang banyak, namun bonus SDM unggul tidak didapatkan.
"Ini menjadi beban keluarga dan negara," tegas Dewi.


Dewi mengatakan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan SDM unggul. Seperti, pendidikan melalui kurikulum merdeka. Maka, langkah kerja sama Komisi X DPR RI dengan  Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menjadi titik fokus untuk mempersiapkannya.


"Jadi, kita siapkan lewat pendidikan, seperti kurikulum merdeka," tegas Dewi.


Dalam menyiapkan bonus demografi di Bengkulu, Dewi mengatakan, dirinya telah membawa program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selama 5 tahun terakhir, ada sekitar Rp 600 miliar digelontorkan untuk KIP di Bengkulu. Untuk tingkat SD, SMP, SMA/SMK maupun Kuliah.


"Kita bantu anak sekolah, yang orang tuanya tidak sanggup," tuturnya.


Ke depan, lanjut Dewi, dirinya tidak hanya membawa program KIP ke Bengkulu saja, namun juga memberikan tuntutan kepada perguruan tinggi menyiapkan mahasiswa siap mencari dan membuka lapangan kerja.

Tag
Share