MUI Haramkan PIP Disunat, Ini Sebabnya

RENALD/BE Ketua MUI BS, KH Abdul Munir --

Harianbengkuluekspress.id - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bengkulu Selatan (BS), KH Abdul Munir atau yang sering disapa Abah Munir menanggapi serius isu adanya dugaan pemotongan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). Sebab bantuan tersebut ditujukan untuk membantu biaya pendidikan anak dari keluarga yang tidak mampu.

Munir mengatakan seharusnya bantuan yang ditujukan bagi keluarga tidak mampu tidak boleh disunat atau adanya pemotongan dan pengembalian kepada oknum tertentu dengan tujuan untuk meraup keuntungan pribadi.

Sebab memotong dan memakan hak orang lain yang melanggar hukum tentu zalim dan haram dilakukan oleh umat muslim yang paham syariat Islam.

"Kalau terkait pemotongan itu, tahu sendirilah yang namanya memakan hak orang lain tentunya itu tidak benar,'' kata Abah Munir.

BACA JUGA:Karo SDM Diganti, Ini Pesan Kapolda Bengkulu

BACA JUGA:PUPR Lakukan Perbaikan Darurat, Jembatan Mertam Putus

Lebi lanjut, Abah Munir mengatakan bahwa program pemerintah harus dapat disalurkan dengan baik dan sesuai peruntukannya bagi masyarakat penerima manfaat. Jangan sampai program bantuan pemerintah yang seharusnya sampai dan untuk meringankan beban masyarakat justru tidak sesuai dengan harapan.

"Jangan sampai bantuan yang diterima oleh keluarga penerima manfaat tidak sesuai. Tentunya MUI akan mendorong bantuan yang ada dapat disalurkan sesuai dengan jumlahnya dan peruntukannya," katanya.

Abah Munir juga meminta agar program pemerintah jangan sampai disalahgunakan untuk kepentingan tertentu atau dibawa ke dalam kampanye. Ia berharap Pilkada BS dapat berjalan dengan aman dan damai. 

"Dalam rangka menghadapi Pilkada tahun 2024 pada 27 November mendatang saya atas nama Majelis Ulama Indonesia sangat berharap seluruh masyarakat dapat berpartisipasi aktif dan senantiasa menjaga persaudaraan dan persatuan," pintanya.

BACA JUGA: Dukung Aksi Solidaritas Hakim, PN Bengkulu Tak Mogok Massal

Pada kesempatan itu Abah Munir juga mengungkapkan meskipun di dalam politik pasti ada perbedaan. Sudah seharusnya masyarakat salah menghargai perbedaan tersebut.

"Harus saling menghormati, siapapun baik dari pasangan calon kepala daerah, pendukungnya dan seluruh lapisan masyarakat. Kita harus selalu berdoa Pilkada nanti dapat tenang, aman dan damai, serta tidak ada halangan dan rintangan," pungkasnya. (Renald)  

Tag
Share