Dibopong Tandu karena Pendarahan, Patma Wati Aman Caesar Andalkan JKN, Begini Kisahnya
Dibopong Tandu karena Pendarahan, Patma Wati Aman Caesar Andalkan JKN, Begini Kisahnya-Ary/Bengkuluekspress-
“Dengan dibantu warga sekampung, saya ditandu ke luar kampung dengan jarak tiga jam jalan kaki menuju Puskesmas Ketenong. Tandunya dari sarung saja karena hanya itu yang kami punya di kampung ini, sedangkan saya sudah hamil besar,” tutur wanita yang bekerja sehari-hari membantu suami bertani tersebut.
Setibanya di Puskesmas Ketenong dan menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk USG, dokter menyatakan belum ada bukaan jalan lahir bagi bayi Patma, sehingga Patma belum dapat melahirkan secara normal.
Patma lantas dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat penanganan darurat. Hal tersebut karena tingkat hemoglobin (HB) Patma yang kian turun sedangkan keadaan bayi sudah harus dilahirkan.
“Saya dijadwalkan untuk operasi caesar hari itu juga karena tidak kunjung ada bukaan jalan lahir. Namun saat sudah masuk ruang operasi, saya dikeluarkan lagi karena HB saya sangat rendah yaitu hanya 5,0 g/dl. Jadi besoknya baru bisa operasi,” imbuh wanita pemilik golongan darah A+ tersebut.
Setelah menjalani transfusi darah sebanyak lima kantong, Patma pun akhirnya menjalani operasi caesar. Empat hari dirawat inap pasca operasi, Patma lantas pulih dan diperbolehkan pulang.
“Setelah pulang, saya diharuskan kontrol sebanyak tiga kali dengan jarak seminggu sekali. Kontrol pertama hanya untuk lepas perban dan kontrol selanjutnya untuk cek jika ada keluhan,” imbuh Patma.
Patma pun merasa bersyukur karena telah terdaftar menjadi peserta JKN. Patma merasakan pelayanan yang maksimal dan tidak mengeluh apapun terkait pelayanan yang didapatnya.
“Alhamdulillah pelayanan yang saya dapatkan sudah maksimal. Mulai dari bidan, Puskesmas dan rumah sakit semuanya bagus. Saya dilayani dengan cepat dan administrasi juga tidak ribet,” ungkap Patma.
Patma juga tidak dimintai biaya apapun dalam pemanfaatan kepesertaan JKN tersebut. Patma pun mengapresiasi jangkauan JKN yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desanya yang termasuk desa sulit akses.
Jalan masuk ke Desa Sungai Lisai dapat ditempuh dari jalur darat dan sungai. Perjalanan dari jalur sungai dapat ditempuh dalam waktu +1,5 jam dengan menggunakan perahu karet.
BACA JUGA:Terbaru, Mulai Hari Ini, 1 Agustus 2024, Urus SKCK Wajib Jadi Peserta JKN atau BPJS Kesehatan
BACA JUGA:Kejar Cakupan JKN 100 % Lewat Program Pesiar
Sedangkan dari jalur darat dapat ditempuh dengan motor trail selama +1,5 jam maupun berjalan kaki dengan waktu tempuh + 3,5-4 jam.
Tidak jarang warga dengan kondisi darurat, digotong dengan menggunakan tandu yang terbuat dari sarung untuk keluar dari kampung.
“Kami warga Desa Sungai Lisai sangat terbantu menggunakan Program JKN ini. Sekali operasi saja mungkin sudah delapan jutaan rupiah biayanya. Untung sekali ada Program JKN. Kalau tidak, mungkin saya sudah tidak ada,” tutup Patma.(ary)