DISUKA Basmi Sampah, Hapus Retribusi Masuk TPA
Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu nomor urut 1, Dani Hamdani - Sukatno (DISUKA) akan mengelola sampah menjadi sumber pendapatan baru. -IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu nomor urut 1, Dani Hamdani - Sukatno (DISUKA) memiliki rencana besar mengatasi permasalahan sampah di Kota Bengkulu.
Bukan hanya sekadar mengurangi jumlah sampah, pasangan ini berencana menjadikan sampah sebagai sumber pendapatan, baik untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun untuk kesejahteraan masyarakat.
Calon Wali Kota Bengkulu, Dani Hamdani mengatakan, selama ini pengelolaan sampah di Bengkulu masih jauh dari optimal. Pemerintah sebelumnya kurang memberikan solusi jangka panjang, dan hanya berfokus pada pembuangan sampah ke TPA tanpa upaya mengurangi volume sampah yang mencapai 380 hingga 400 ton per hari.
"Sampah masih menjadi masalah serius di Kota Bengkulu. Banyak warga yang mengeluhkan tumpukan sampah di tempat-tempat yang seharusnya bukan menjadi lokasi pembuangan, karena belum optimalnya pengelolaan sampah," kata Dani, Senin, 4 November 2024.
BACA JUGA:Dewan Dukung RSHD Naik Tingkat, Target Naik dari Tipe C ke Tipe B
BACA JUGA:DISUKA Gali Sektor PAD Baru, Tutup Celah Korupsi, Terapkan E-Katalog
DISUKA berkomitmen untuk menerapkan tata kelola sampah yang lebih berkelanjutan jika terpilih. Salah satu rencananya adalah dengan mengembangkan sistem pengolahan sampah yang tepat guna.
"Kami akan mencari dan menyediakan alat pengolahan sampah yang memungkinkan sampah tidak hanya berakhir di TPA, tetapi juga diolah menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis," tambah Dani.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Air Sebakul nantinya akan difungsikan sebagai pusat pengolahan sampah, bukan sekadar pembuangan.
Dani menjelaskan bahwa mereka akan menyediakan hanggar atau bangunan khusus untuk Pusat Daur Ulang (PDU).
Melalui PDU, sampah akan dipilah dan diolah oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menjadi berbagai produk seperti paving, atap, bata, biji plastik, pakan maggot, dan pupuk kompos.
"Kita akan ubah sampai menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti paving, atap, bata, biji plastik, pakan maggot, dan pupuk kompos," kata Dani.
Menurut perhitungan, dengan mengelola sampah organik menjadi pakan maggot saja, Pemerintah Kota Bengkulu bisa meraih pendapatan sekitar Rp 17,5 juta dari 3,5 ton produksi maggot per hari.
Selain itu, Pemkota juga bisa meraih pendapatan dari pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif, Refuse Derived Fuel (RDF). Dimana produksi RDF bisa mencapai 24 ton per hari, bernilai sekitar Rp 9 juta.