Dewan Dukung RSTG Naik Tingkat, Rumah Sakit Milik Pemkot Bengkulu Diminta Jangan Hanya Layani Kalangan Ini
MEDI/BE Komisi I DPRD kota Bengkulu saat mengunjungi Gedung RSTG dalam rangka pengawasan terhadap pelayanan kesehatan, Selasa, 19 November 2024. --
Harianbengkuluekspress.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu melalui komisi I melakukan peninjauan Gedung Rumah Sakit Tino Galo (RSTG), Selasa 19 November 2024. Kunjugan itu melihat progres dari pengembangan pelayanan dan fasilitas RSTG. Dewan juga mendorong RSTG segera mengurus untuk naik tingkat menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), agar bisa berkembang pesat.
"Rumah sakit ini seharusnya bisa ditingkatkan menjadi RSUD sehingga bisa melayani masyarakat lebih banyak lagi," ujar Ketua Komisi I DPRD Kota, Bambang Hermanto saat berkunjung ke RSTG, Selasa, 19 November 2024.
Dari hasil penilaiannya, RSTG yang didirikan pada zaman Wali Kota Helmi Hasan ini, terbilang sepi kunjungan dan tidak seaktif rumah sakit atau klinik lain. Hal ini dikarenakan aturannya hanya mengkhususkan pasien wanita, ibu dan anak saja.
Menurutnya, RSTG juga harus bisa membuka pelayanan umum dengan cara menyiapkan gedung khusus sehingga bisa menerima semua pasien dari berbagai keluhan penyakitnya.
BACA JUGA:Mensos Gelontorkan Rp 447 Miliar ke Bengkulu, Berikut Peruntukannya
BACA JUGA:Samakan Persepsi Atasi Kekerasan Perempuan/Anak, Susun Program Ini Di Bengkulu
"Masukan kita agar rumah sakit ini mau maju dan berkembang harus mengubah konsep agar tidak hanya ibu dan anak saja, tetapi semua gender, karena rumah sakit harusnya menjadi sentral pelayanan penyakit," jelasnya.
Disampaikan Bambang, secara lokasi sudah cukup strategis, karena ada area perbatasan dengan kabupaten lain. Namun, dikarenakan RSTG hanya melayani ibu dan anak tentu pasien dari Kabupaten Bengkulu tengah, Bengkulu utara dan lainya tetap lari ke RS M Yunus, Bhayangkara dan RS Rafflesia. Sedangkan RSTG hanya dilewati dan tidak menarik perhatian masyarakat.
"Sarana gedung, alat kesehatan dan sarananya lainnya tentu jadi jarang terpakai, karena jumlah pasien sedikit. Coba kalau membuka pelayanan lengkap tentu kunjungan akan meningkat, hal ini bisa berpengaruh positif dalam sistem pengelolaannya," papar Bambang.
Diketahui, RSTG yang baru berusia hampir 5 tahun ini masih mengandalkan kucuran APBD kota untuk bea operasionalnya terutama gaji tenaga kesehatan.
Direktur RSTG, drg Fitri Tiarasari mengatakan, mengapresiasi support dari DPRD kota untuk mengembangkan dan memajukan RSTG. saat ini manajemen RSTG sedang berupaya agar rumah sakit RSTG segera terakreditasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan pasien serta memenuhi standar nasional.
"Bulan lalu sudah menjalani penilaian akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Rumah Sakit Damar Husada Paripurna (LARS DHP). Kita tinggal menunggu hasil, semoga dalam waktu dekat sudah keluar dan kita mendapatkan hasil terbaik," ujarnya. (Medi Karya Saputra)