Kurikulum Berbasis Toleransi, Kemenag Luncurkan Buku PAI dan Budi Pekerti
Ilustrasi buku PAI dan Budi Pekerti -istimewa/bengkuluekspress-
Mengutip pernyataan Imam Besar Masjid Istiqlal, Dirjen Pendis mengatakan, "Dalam konteks kurikulum, buku merupakan alat rekayasa sosial, di mana peserta didik dapat diarahkan kepada satu filosofi tertentu yang diinginkan. Tantangan dalam mengemas bagaimana prinsip-prinsip moderat dapat ter-embeded ke dalam Buku Teks PAI dan BP yakni keberanian untuk menghargai perbedaan, kendati perbedaan tersebut tidak cocok dengan kita,” paparnya.
“Inti Kurikulum Berbasis Toleransi yakni pada saat peserta didik mampu bersikap toleran, komitmen kebangsaan, anti terhadap kekerasan dan menerima budaya yang berbeda," sambungnya.
Senada dengan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Suyitno meyakini bahwa sudah saatnya pembelajaran PAI secara nomenklatur kurikulumnya berbasis toleransi.
"Launching Buku Teks PAI dan Budi Pekerti oleh Menteri Agama nanti harapannya akan menjadi Program Quick-Win Menteri Agama yang memuat Kurikulum Berbasis Toleransi. Teliti dengan cermat dan lakukan uji publik agar Buku Teks PAI dan Budi Pekerti ini tidak ada salah paham atau salah tafsir di masyarakat. Selain itu juga sesuai dengan Visi Kemendikdasmen ke depannya," tukasnya.(**)