PDAM Kota Bengkulu Diminta Sumbang PAD, Modal Ditambah Rp 5 Miliar PAD Belum Maksimal
Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Marliadi.--
Harianbengkuluekspress.id - Perusahaan Umum Daerah Tirta Hidayah Kota Bengkulu atau PDAM mendapatkan alokasi anggaran Rp 5 miliar sebagai penyertaan modal dari Pemerintah Kota Bengkulu. Anggaran ini diperuntukkan menunjang program kegiatan PDAM dalam mendistribusikan air bersih kepada masyarakat. Dengan adanya penambahan penyertaan modal ini dewan berharap PDAM dapat menyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
"Nanti kita kawal seperti apa realisasi anggaran itu, terutama untuk kualitas pembangunan di PDAM," ujar Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Marliadi, Selasa 10 Desember 2024 kepada BE.
PDAM kota juga dituntut berkontribusi dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada 2025. Sebab, selama ini belum maksimal menyumbang PAD dikarenakan income yang didapat dari pelanggan masih digunakan untuk menutupi biaya perbaikan sarana prasarana.
Sedangkan, dilihat kondisi saat ini jumlah pelanggan PDAM terus bertambah seiring dengan bertumbuhnya perumahan baru.
BACA JUGA:Kajari Mukomuko Turun ke Desa, Ini yang Dilakukannya
BACA JUGA:Pastikan Fasum Tak di HGU PT MSS, Pemkab Seluma Telaah Perpanjangan HGU
"Kita berharap kedepannya PDAM tidak mengalami kerugian lagi, tetapi memberikan sumbangsih PAD di tahun depan," kata Marliadi.
Pendapatan PDAM bersumber dari iuran bulanan pelanggan. Selain itu, juga sudah dilakukan pengembangan bisnis sebagai sumber pemasukkan, seperti produksi Air Minum Dalam Kemasan bermerek Hidayah Water. Dalam mendukung pengembangan bisnis, Pemkot sendiri sudah mengeluarkan imbauan agar seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dapat mengkonsumsi AMDK Hidayah Water dalam setiap agenda/kegiatan.
"Melalui penyertaan modal 5 miliar itu juga termasuk pengembangan jaringan air bersih sehingga cakupan air minum yang dihandel PDAM bisa lebih luas," tukasnya.
Asisten II Kota Bengkulu, Sehmi menambahkan, pada periode sebelumnya PDAM masih dinyatakan dalam kondisi rugi, hal tersebut dikarenakan harga jual air dan mengelola air tidak berimbang. Sejumlah evaluasi telah dilakukan dan kedepan bisa melakukan manajemen untung. Dengan demikian keuangan tidak lagi hanya digunakan untuk memperbaiki sarana prasana.
BACA JUGA:5 Dosen Unib Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Berikut Nama dan Bidang Ilmunya
"Pengembangan sarana sudah selesai diharapkan agar tahun depan, PDAM bisa berkontribusi dalam membantu pemerintah mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan," terangnya. (Medi Karya Saputra)