Pemkot Bengkulu Perkuat Kerja Sama Antar Daerah , Ini Tujuannya
IST/BE Rapat koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang diikuti Pj Wali Kota Arif Gunadi dan seluruh jajaran tim pengendalian inflasi daerah kota Bengkulu bersama Kemendagri secara virtual. --
Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Kota Bengkulu mengikuti rapat koordinasi (rakor) pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di ruang monitoring center Dinas Kominfo Kota Bengkulu, Senin 23 Desember 2024. Agenda rutin tersebut memaparkan berbagai progres pengendalian inflasi yang telah dilakukan setiap daerah.
Saat ini inflasi dalam kondisi stabil, namun pemkot tetap memperkuat kerja sama antar daerah dalam pemenuhan sejumlah bahan pokok pada b Beberapa wilayah pemasok, seperti Sumatera Barat, Kabupaten Rejang Lebong, Lubuk Linggau dan Musi Rawas dan beberapa daerah lainnya.
Disampaikan Asisten II Setda Kota Bengkulu, Sehmi Alnur kepada BE, Senin, 22 Desember 2024," Pemerintah tetap berupaya menjaga kestabilan pasokan pangan dengan mengandalkan daerah pertanian sekitar."
Dalam rakor tersebut juga diungkapkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) masih tergolong stabil salah satu contohnya harga bawang merah masih di angka Rp 30 ribu/Kg.
"Di Daerah Muara Enim bawang itu masuk ke Kota Bengkulu. Mereka punya harga Rp 20 ribu, sampai di kita Rp25-30 ribu. Seperti telur kita dari Padang (Sumbar), lalu kerjasama dengan Kabupaten Rejang Lebong, Lubuk Linggau dan Musi Rawas. Dimana ada potensi-potensi kita masukkan ke Bengkulu," jelas Sehmi.
BACA JUGA:Perjalanan Dinas KPU jadi Temuan BPK, Begini Tanggapan Ketua KPU Kota Bengkulu
BACA JUGA:Hunian Hotel di Bengkulu Diprediksi Meningkat 90 Persen
Dalam rakor yang dipimpin Plh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Bima Arya dibeberkan ada 10 provinsi dengan kenaikan IPH tertinggi dan 10 provinsi dengan penurunan IPH tertinggi. Bengkulu termasuk ke dalam 10 besar provinsi dengan penurunan IPH tertinggi se-Indonesia. Bengkulu berada diposisi 7 di bawah Aceh dengan perubahan IPH -2,70. Sedangkan provinsi dengan kenaikan IPH tertinggiProvinsi Jawa Timur dengan perubahan IPH 4,04.
"Sesuai IPH minggu ke-3 Desember 2024 dan berdasarkan data SP2KP (Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan), Bengkulu termasuk 10 besar penurunan IPH," sambung Sehmi.
Meski saat ini bahan pangan masih bergantung dengan daerah lain, namun seiring waktu Pemkot terus mematangkan dan memperkuat realisasi program swasembada pangan 2027. Salah satu caranya memasifkan kegiatan masyarakat dalam hal mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri. Memanfaatkan lahan/pekarangan rumah untuk perkebunan mini dan peternakan.
BACA JUGA:Hunian Hotel di Bengkulu Diprediksi Meningkat 90 Persen
"Kita mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman dan memelihara ternak sederhana seperti sayuran, ayam, dan ikan di rumah guna mendukung ketahanan pangan lokal," pungkasnya. (Medi Karya Saputra)