Musim Panen Kedua, Petani Resah, Begini Keluhan Petani di Kota Bengkulu
INDRI/BE Para petani di Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu, Memasuki Musim Panen Kedua menggunakan mesin perontok.--
Harianbengkuluekspress.id - Petani di Kelurahan Dusun Besar, Kota Bengkulu, kini tengah memasuki musim panen periode kedua diakhir tahun 2024. Namun, musim panen kali ini membawa kekhawatiran baru bagi para petani. Hasil panen kali ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
“Penurunan hasil panen ini sangat terasa. Kami hanya mampu menghasilkan sekitar 2 ton pada musim ini. Padahal, di periode sebelumnya, hasil panen bisa mencapai 5 ton,” ujar Salah Seorang Petani bernama Musi saat ditemui BE di ladangnya, Senin, 22 Desember 2024.
Menurut Musi, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama penurunan ini, anatara lain, caca kemarau yang berkepanjangan beberapa waktu lalu benar-benar memengaruhi kualitas tanah dan tanaman. Selain itu, serangan hama juga semakin sulit dikendalikan.
Kemarau panjang menyebabkan kurangnya pasokan air untuk irigasi. Itu menjadi salah satu kendala utama bagi para petani. Kondisi ini diperburuk dengan munculnya serangan hama yang merusak sebagian besar tanaman pada masa pertumbuhan.
BACA JUGA:Telkomsel Raih Penghargaan Internasional, Berikut Prestasinya
BACA JUGA:Pj Wali Kota Tinjau Pos Nataru, Beri Imbauan Ini untuk Warga Kota Bengkulu
“Serangan hama kali ini lebih agresif dibandingkan biasanya. Kami sudah mencoba berbagai cara, tetapi tetap sulit mengatasinya. Akibatnya, hasil panen jauh dari harapan,” ujar Musi.
Meski begitu, para petani masih memiliki harapan besar untuk masa depan.
“Kami berharap tahun depan kondisinya bisa lebih baik, baik dari segi cuaca maupun penanganan hama. Jika itu tercapai, ketahanan pangan di Bengkulu juga bisa kembali stabil,” ungkapnya.
Dengan hasil panen yang menyusut, para petani kini berharap adanya dukungan dari pemerintah setempat, baik berupa penyuluhan, bantuan alat pertanian, maupun ketersediaan pestisida yang lebih efektif. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko kerugian pada musim panen berikutnya. (Indriati)