2.484 Ha Hutan di Bengkulu Hilang, Berikut Penyebab dan Rinciannya
KKI Warsi menggelar diskusi bersama para jurnalis Bengkulu terkait kondisi hutan di Provinsi Bengkulu, Senin, 23 Desember 2024 lalu.-RIO/BE -
Harianbengkuluekspress.id - Ribuan hektare hutan di Provinsi Bengkulu hilang. Berdasarkan data Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, sebanyak 2.484 hektare hutan hilang. Kondisi itu jika dilihat dari luasan hutan tahun 2023 seluas 645.116 hektare. Sementara pada tahun 2024 ini, luasan hutan terus berkurang menjadi 643.961 hektare.
Manajer Program Komunikasi dan Informasi KKI Warsi, Rudi Syaf mengatakan, hutan yang hilang tersebut meliputi hutan produksi terbatas seluas 1.914 hektare, hutan produksi 373 hektare hilang dan 197 hektare hutan taman wisata alam (TWA) hilang (lihat grafis).
"Jadi totalnya ada seluas 2.484 hektare hilang, kurun waktu 1 tahun, dari tahun 2023 ke 2024," terang Rudi, pada Senin, 23 Desember 2024 lalu.
Berkurangnya luasan hutan itu, terjadi beberapa faktor. Seperti perambahan hutan, penggunaan hutan sebagai lahan pertanian dan tambang dan faktor-faktor lainnya.
"Kondisi tersebut tentu menjadi perhatian semua pihak," bebernya.
BACA JUGA:Kejari Bengkulu Setor Rp 1,8 Miliar ke Kas Negara, Ini Sumber Pendapatannya
BACA JUGA:Hutan Lindung di BS Dirambah, Kayu Dijual, Lahan Dijadikan Kebun
Selain hutan hilang, Rudi mengatakan, juga ada hutan tumbuh. Dalam 1 tahun terakhir, ada seluas 1.330 hektare hutan tumbuh. Hutan tumbuh itu meliputi hutan Areal Penggunaan Lain (APL) 428 hektare, Hutan Lindung 611 hektare, hutan taman nasional seluas 190 hektare dan Hutan Cagar Alam seluas 60 Hektare tumbuh.
"Hutan Tahura dan hutan taman buru masih tetap, tidak terjadi pengurangan dan penambahan," bebernya.
Atas kondisi hutan Bengkulu itu, KKI Warsi telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. Seperti perbaikan tata kelola, pemenuhan hak dan membuka akses masyarakat mengelola hutan, sinkronisasi dan kolaborasi para pihak dalam upaya menurunkan emisi.
"Kita mendorong pemerintah untuk mengembangkan inisiatif pembangunan rendah emisi," tuturnya.
Selain itu, lanjut Rudi, pihaknya meminta pemerintah untuk mengembangkan ekonomi alternatif berbasis potensi lokal yang kreatif dan inovatif. Kemudian, memperkuat kelembagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat pengelola hutan.
"Termasuk membangun kesadaran bersama untuk perilaku ramah lingkungan. Ini paling untuk dalam menjaga hutan kita," tambah Rudi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar SHut MP mengatakan, dalam menjaga hutan, diakuinya mengalami kesulitan.