GENTING Pengganti Program BAAS, Ini Kata Plt Kepala DP3AP2KB Lebong

Plt Kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebong, Nurzianawati SAg--
harianbengkuluekspress.id – Untuk menurunkan serta mencegah angka stunting bagi bayi dan balita, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) membuat program Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting (GENTING) yang menggantikan program sebelumnya bernama Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebong, Nurzianawati SAg mengatakan, bahwa saat ini Pemkab Lebong terus berupaya menekan angka stunting atau kurang gizi yang dialami bayi dan balita dengan membuat progran BAAS yang anggarannya disiapkan dari anggaran Pemkab Lebong.
“Tahun lalu kita buat program BAAS,” sampainya, Selasa 21 Januari 2025.
Lanjut Nurzianawati, di tahun 2025 ini program BAAS tidak ada lagi dan diganti dengan program GENTING. Dalam program tersebut orang tua asuhnya bisa dari kalangan manapun. Seperti dari kalangan investor, pengusaha maupun Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Jadi bisa dari kalangan manapun yang dinilai dapat berkontribusi menekan angka stunting,” ucapnya.
BACA JUGA:Kemendikdasmen Gelar Ujian Nasional Model Baru Pada November 2025, Ini Penjelasannya
BACA JUGA: Polresta Bengkulu Dukung Tanam Jagung, Target Panen 4 Ton
Dengan demikian ucap Nurzianawati, anggaran untuk melaksanakan program GENTING bukan hanya dari anggaran Pemkab Lebong. Namun bisa didapat dari dana mandiri ataupun dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang ada di Kabupaten Lebong.
“Diharapkan nanti penanganan atau menekan angka stunting bisa lebih maksimal dari sebelumnya,” jelasnya.
Ditambahkan Nurzianawati, untuk melaksanakan program GENTING bisa dilaksanakan di tahun 2025 ini. Sebelumnya diawal tahun 2025 pihaknya telah melaksanakan rapat dan menentukan nama-nama yang terlibat.
“Nantinya akan kita buat Surat Keputusan (SK) penunjukan dalam menjalankan program GENTING,” ujarnya.
Nantinya ucap Nurzianawati, orang tua asuh yang telah dibuat SK akan melaksanakan tugasnya dengan memberikan makanan bergizi kepada anak stunting serta memberikan pemahaman kepada para orang tua anak tentang pengaturan pola makan, makanan yang diberikan kepada anak serta hal terkait lainnya.
“Jadi bukan hanya memberikan makanan bergizi yang diberikan orang tua asuh,” tuturnya.
Data terhimpun, sebelumnya ditahun 2022 yang lalu jumlah anak yang terserang stunting mencapai 236 orang dan menurun ditahun 2023 yang lalu menjadi 140 orang. Kemungkinan jumlah tersebut kembali akan turun pada tahun 2024 ini, namun untuk datanya baru dilaporkan pada bulan Maret 2025 mendatang.(erik)