Bank Indonesia Bersinergi Kendalikan Inflasi, Gandeng Sejumlah Pihak Ini

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana didampingi Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah foto bersama pada High Level Meeting di Balai Raya Semarak Bengkulu, Senin (4/12).-IST/BE -

BENGKULU, BE - Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu terus melakukan koordinasi kebijakan antara pemerintah daerah dan mitra strategis untuk terus memperkuat sinergi dan inovasi. Seperti yang dilakukan BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) maupun Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) pada High Level Meeting (HLM) di Balai Raya Semarak Bengkulu, Senin (4/12). 

Banyak hal yang dibahas pada HLM tersebut, salah satunya upaya untuk mengendalikan inflasi pada akhir tahun 2023 ini. Sebab, BI memproyeksikan bahwa inflasi di Provinsi Bengkulu akan meningkat pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana mengatakan inflasi pada triwulan IV 2023 diproyeksi akan berada pada rentang 2,85 - 3,35% (yoy). Hal itu disebabkan oleh HKBN Nataru yang memicu meningkatkan konsumsi dan mobilitas masyarakat.

"Adanya HBKN Nataru di akhir tahun yang diprakirakan meningkatkan konsumsi dan mobilitas masyarakat. Lebih lanjut, peningkatan juga didorong oleh dampak El Nino yang terus berlangsung dan kondisi ketidakpastian global yang berdampak pada ketersediaan pasokan pangan strategis," ujar Darjana, Senin (4/12).

Selain itu, Darjana menjelaskan, inflasi di Bengkulu pada awal tahun 2024 diproyeksi meningkat. Peningkatan terjadi akibat momentum pemilu dan HBKN. 

Selain momentum pemilu dan HBKN, penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK) di awal tahun, transmisi tarif cukai rokok, dan dampak penyesuaian tarif PDAM juga diprediksi akan menjadi faktor yang ikut memberikan tekanan terhadap tingkat inflasi di Provinsi Bengkulu.

"Kami perkirakan inflasi di awal tahun 2024 ada peningkatan, karena ada momentum pemilu dan HBKN, penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK), transmisi tarif cukai rokok, dan dampak penyesuaian tarif PDAM," ujar Darjana.

Menjelang Triwulan I dan April 2024, tren inflasi year on year (yoy) diperkirakan akan meningkat. Namun, masih tetap berada dalam kisaran target inflasi yang ditetapkan yakni 3 plus minus 1 persen. 

"Memang ada peningkatan, tapi masih sesuai target," tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Prof Dr H Rohidin Mersyah MMA mengaku optimis inflasi di Bengkulu dapat diantisipasi dengan baik oleh berbagai pihak di Bengkulu. Sehingga angka Inflasi di Bengkulu baik pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 tetap terkendali.

"Kita akan terus menjaga inflasi di Bengkulu, proyeksi ini menjadi penting sebagai panduan bagi para pemangku kebijakan dalam menghadapi potensi perubahan harga dan biaya hidup yang mungkin terjadi pada awal tahun 2024," tuturnya.

Ia menambahkan, seluruh pihak di Bengkulu perlu bekerja sama untuk memitigasi faktor-faktor penyebab inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Perubahan kebijakan atau intervensi yang tepat dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan laju inflasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. 

"Kami pikir sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku ekonomi menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ini," tambah Rohidin.

Dengan proyeksi ini, diharapkan pihak terkait dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Provinsi Bengkulu. 

Tag
Share