Ekonomi Bengkulu Diperkirakan Tumbuh 4,4–5,2 Persen, Ini Faktor Pendorongnya

REWA/BE Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat didampingi jajaran saat menyampaikan perkembangan ekonomi global dan Bengkulu pada kegiatan Bincang Bareng Wartawan di Ruang Rapat Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Jumat 7 Februari 202--

Harianbengkuluekspress.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan I tahun 2025 berada di kisaran 4,4–5,2% (year-on-year/yoy). Proyeksi ini menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,55% (yoy).  

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat menyampaikan, peningkatan pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2025 didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang bulan Ramadan 1446 H dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). 

"Menjelang Ramadan dan HBKN, konsumsi masyarakat cenderung meningkat, sehingga turut mendorong perekonomian daerah," ujar Wahyu pada kegiatan Bincang Bareng Wartawan di Ruang Rapat Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Jumat 7 Februari 2025.

Selain itu, momentum panen padi dan hortikultura pada awal tahun juga menjadi salah satu pendorong daya beli masyarakat. Sektor pertanian yang kuat diperkirakan akan meningkatkan pendapatan petani dan mendorong konsumsi rumah tangga. 

"Panen padi dan hortikultura yang berlangsung pada triwulan pertama akan berdampak positif terhadap daya beli dan konsumsi masyarakat," tambahnya.  

 

 

Namun, meskipun konsumsi masyarakat meningkat, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan akan melandai. Hal ini disebabkan oleh proses realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang masih memerlukan waktu pada awal tahun. 

"Realisasi APBD biasanya lebih lambat di awal tahun, sehingga dapat berpengaruh terhadap pengeluaran pemerintah," jelas Wahyu. 

Secara keseluruhan, perekonomian Bengkulu sepanjang tahun 2025 diproyeksikan tumbuh pada kisaran 4,2–5,0% (yoy). Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini adalah permintaan domestik yang tetap kuat serta upaya percepatan investasi daerah. 

"Kami melihat adanya potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik seiring dengan percepatan realisasi investasi melalui pembentukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)," katanya. 

Di sektor industri, perbaikan produktivitas pertanian serta peningkatan industri minyak kelapa sawit (CPO) juga diprediksi akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. 

"Kami berharap produktivitas pertanian terus membaik, ditambah dengan industri CPO yang semakin berkembang sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi," lanjut Wahyu.  

Namun, terdapat tantangan yang harus dihadapi Bengkulu, terutama terkait perlambatan ekonomi di negara mitra dagangnya, seperti China. Menurut Wahyu, kondisi ekonomi China yang melambat dapat berdampak pada harga ekspor batu bara Bengkulu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan