Mensos Gandeng Kemendikdasmen, Rekrut 60 Ribu Guru Penggerak, Ditugaskan Disini

Reporter: Endang |

Editor: Endang S |

Jumat , 14 Mar 2025 - 16:33

para guru saat mengikuti Program Guru Penggerak di satua pendidikan -istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.Id- Ini kabar baik bagi para guru yang ingin mengikuti proggram guru penggerak.

Saat ini pemerintah akan merekrut sebanyak 60 ribu guru penggerak untuk ditugaskan sebagai tim pengajar Sekolah rakyat.

Seleksi guru penggerah akan dilakukan Kementerian Sosial (Kemensos) bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).

Program Guru Penggerak bertujuan untuk merekrut dan melatih ribuan guru yang memiliki kemampuan khusus untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menuturkan akan ada 60 ribu guru penggerak yang dibutuhkan untuk diseleksi sebagai tim pengajar Sekolah Rakyat.

" Nanti akan akan ada seleksi dari sekian ribu guru yang sudah lulus seleksi itu. Untuk guru penggerak itu, kan ada 60.000 lebih itu," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf

Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu mengatakan proses seleksi akan dilakukan dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

" Guru sudah disiapkan Dikdasmen, tinggal diseleksi ulang, " cetusnya.

Pihaknya masih menghitung pasti tenaga pengahar berdasarkan jumlah sekolah dan rombongan belajar (rombel) yang akan dibuka pada tahun ajaran baru.

" Kita masih rapat, kebutuhannya berapa guru, saat ini masih tahap simulasi, " cetusnya.

Guru-guru ini akan terlibat dalam berbagai program, salah satunya adalah menjadi pengajar di Sekolah Rakyat.

mensos gandeng kemendikdasmen, rekrut  60 ribu guru penggerak, ditugaskan disini                             harianbengkuluekspress.id- ini kabar baik  bagi para guru yang ingin mengikuti proggram guru penggerak. 
saat ini pemerintah akan merekrut  sebanyak 60 ribu guru penggerak untuk ditugaskan sebagai tim pengajar sekolah rakyat. 
seleksi  guru penggerah akan dilakukan kementerian sosial (kemensos) bekerjasama dengan kementerian pendidikan  dasar dan menengah (kemendikdasmen). 
program guru penggerak bertujuan untuk merekrut dan melatih ribuan guru yang memiliki kemampuan khusus untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan.
menteri sosial saifullah yusuf  menuturkan akan ada 60 ribu guru penggerak yang dibutuhkan  untuk diseleksi sebagai tim pengajar sekolah rakyat. 
baca juga: alhamdulillah, tpg guru madrasah periode januari-februari cair sebelum lebaran, ini jadwalnya 
baca juga: ini dia daftar besaran zakat fitrah 2025 se-provinsi bengkulu
" nanti akan  akan ada seleksi dari sekian ribu guru yang sudah lulus seleksi itu. untuk guru penggerak itu, kan ada 60.000 lebih itu," kata menteri sosial saifullah yusuf 
pria yang akrab disapa gus ipul itu mengatakan proses seleksi akan dilakukan dengan kementerian pendidikan dasar dan menengah. 
" guru sudah disiapkan dikdasmen, tinggal diseleksi ulang, " cetusnya. 
pihaknya masih menghitung pasti tenaga pengahar berdasarkan jumlah sekolah dan rombongan belajar (rombel) yang akan dibuka pada tahun ajaran baru. 
" kita masih rapat,  kebutuhannya berapa  guru, saat ini masih tahap simulasi, " cetusnya. 
guru-guru ini akan terlibat dalam berbagai program, salah satunya adalah menjadi pengajar di sekolah rakyat.
baca juga: hari ini pelunasan biaya haji ditutup, berikut daftar daerah dengan pelunasan tertinggi, adakah daerahmu? 
baca juga:prakiraan cuaca bengkulu selatan, jumat 14 maret 2025, waspada hujan lebat hingga petir dan angin kencang
konsep guru penggerak ini fokus pada pengembangan guru yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga mampu menginspirasi, memotivasi, dan membimbing siswa untuk berkembang secara menyeluruh. 
mereka dilatih untuk menjadi pemimpin di kelas dan komunitas pendidikan mereka, dengan pendekatan yang lebih humanis, inklusif, dan berbasis pada kebutuhan siswa.
program ini diharapkan bisa membawa perubahan besar di sektor pendidikan indonesia, dengan lebih dari 60.000 guru yang akan diseleksi dan dilatih agar bisa memberikan dampak positif secara langsung pada kualitas pendidikan di berbagai daerah, termasuk di daerah-daerah yang mungkin kurang terjangkau oleh pendidikan formal.(**)