Revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai Dongkrak Ekonomi, Begini Penjelasan Asisten 2 Pemprov Bengkulu

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny, SH, MM-REWA/BE -

Harianbengkuluekspress.id - Pemerintah Provinsi Bengkulu memastikan proyek revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai akan dimulai pada April 2025. 

Revitalisasi ini diyakini mampu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan perdagangan, sekaligus memperbaiki kondisi pelabuhan yang selama ini kurang optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny SH MM mengatakan, selama ini kondisi Pelabuhan Pulau Baai memprihatinkan. Bahkan tidak mampu bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan besar di daerah lain. 

"Hidup segan mati tak mau, itulah kondisi Pelabuhan Pulau Baai selama ini. Kapal-kapal besar sulit bersandar karena alur pelayaran yang dangkal," ujar Denny, Kamis, 20 Maret 2025.

BACA JUGA:Buka Puasa Bersama Insan Pers, Gubernur Bengkulu Ajak Media Dukung Program Bantu Rakyat

BACA JUGA:Mahasiswa Demo, UU TNI Tetap Disahkan, Begini Isinya

Menurut Denny, permasalahan utama yang selama ini menghambat optimalisasi Pelabuhan Pulau Baai adalah pendangkalan alur dan keterbatasan fasilitas penunjang. Namun, hal tersebut akan segera teratasi dengan adanya anggaran revitalisasi sebesar Rp1 triliun dari PT Pelindo untuk melakukan perbaikan besar-besaran.

"Alhamdulillah PT Pelindo memastikan mulai April ini akan dilakukan revitalisasi di Pelabuhan Pulau Baai," tuturnya.

Denny mengungkapkan, selama ini banyak aktivitas ekspor Bengkulu justru tidak melalui Pelabuhan Pulau Baai. Salah satu contohnya adalah ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang mencapai 1,4 hingga 1,5 juta ton per tahun. "Sayangnya, yang keluar dari Pulau Baai tidak sampai 50 kubik ton. Ini sangat disayangkan karena potensi besar itu tidak memberi dampak langsung ke daerah," terangnya.

Selain CPO, komoditas unggulan Bengkulu lainnya seperti cangkang sawit dan kopi juga masih lebih banyak diekspor melalui provinsi lain. Kondisi ini membuat Bengkulu hanya sebagai daerah penghasil tanpa mendapatkan pengakuan sebagai daerah eksportir resmi.

"Kita punya komoditas, tetapi yang dikenal daerah lain karena semua dikirim lewat pelabuhan mereka. Kalau Pulau Baai tidak segera dibenahi, kita akan terus kehilangan peluang," tegas Denny.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, juga menyoroti pentingnya revitalisasi pelabuhan ini. 

Menurutnya, infrastruktur pelabuhan yang baik akan menjadi daya tarik utama bagi investor untuk menanamkan modalnya di Bengkulu.

"Saya pernah bertemu dengan investor di Singapura. Pertanyaan pertama yang mereka ajukan adalah soal kesiapan infrastruktur di Pelabuhan Pulau Baai. Jadi ini sangat penting, karena jika pelabuhan kita siap, maka investor pun akan datang,” ujar Wahyu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan