Masyarakat Keluhkan Tagihan Listrik Membengkak Pasca Diskon, Begini Penjelasan PLN

Petugas PLN memeriksa meteran listrik milik pelanggan.-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id – Usai memberikan diskon 50 persen yang berlaku Januari - Februari, warga Kota Bengkulu dikejutkan dengan tagihan listrik rumah tangga yang tiba-tiba membengkak.
Lonjakan ini memicu keresahan di tengah masyarakat yang baru saja mengeluarkan banyak biaya untuk kebutuhan lebaran idul fitri.
Sejumlah warga mengeluhkan kenaikan tagihan yang dianggap tidak wajar, meskipun penggunaan listrik justru lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya.
Salah satu warga Kota Bengkulu, Bisri Mustofa menyampaikan kekecewaannya atas lonjakan biaya listrik di rumahnya.
BACA JUGA:Kebakaran Hebat di Kota Bengkulu, 9 Unit Rumah Tinggal Puing, Diduga Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Kaur Dilanda Banjir dan Longsor, Ratusan Rumah Terendam, Jalan Longsor
Menurutnya, sejak subsidi listrik dari PLN berakhir, tagihan yang biasanya berada di angka Rp 180 ribu hingga Rp 220 ribu kini melonjak hingga Rp 320 ribu.
"Sebelum subsidi, tagihan saya sekitar Rp 180 ribu sampai Rp 220 ribu. Selama subsidi turun jadi Rp 90 ribu. Tapi bulan ini mendadak jadi Rp 320 ribu," ujar Bisri pada Senin, 7 April 2025.
Hal senada juga disampaikan Deki Afneko. Ia merasa heran karena justru selama bulan Maret rumahnya lebih sering kosong karena ditinggal mudik, namun tagihan listrik meningkat hampir 50 persen dari bulan sebelumnya.
"Saya tidak habis pikir. Listrik dipakai sedikit, tapi tagihan malah naik. Ini tidak masuk akal," ucap Deki yang tinggal di kawasan Ratu Samban, Bengkulu.
Keluhan ini pun ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak warganet mempertanyakan transparansi perhitungan tagihan PLN dan bahkan menuding adanya kenaikan tarif listrik secara diam-diam. Tagar #TagihanListrik melonjak sempat menjadi trending lokal di Bengkulu.
Menanggapi polemik ini, Manager PLN UP3 Bengkulu, Anjar Widyatama memberikan penjelasan.
Ia menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik nasional. Kenaikan tagihan, menurutnya, disebabkan oleh berakhirnya masa subsidi dan peningkatan konsumsi pasca-lebaran.
"Untuk triwulan kedua 2025, tarif listrik tidak berubah. Tarif kembali normal, bukan naik," jelas Anjar.