Harian Bengkulu Ekspress

Kampanyekan Cegah Perkawinan Anak, Ini Peran Edukasi Sebaya

IST/BE DUta remaja berperan mengedukasi atau kampanyekan cegah perkawinan anak ke sebaya -istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id- Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan pentingnya edukasi sebaya sebagai salah satu strategi efektif dalam mencegah kawin anak, mengingat praktik ini terbukti memberi dampak serius terhadap tumbuh kembang dan masa depan generasi muda.

Melalui pendekatan peer education, remaja dinilai lebih mudah menerima informasi dan mengubah perilaku karena pesan disampaikan oleh teman sebaya yang memahami konteks kehidupan mereka.

Kasubdit Bina Keluarga Sakinah, Zudi Rahmanto, menjelaskan, perkawinan anak masih menjadi persoalan yang memberikan kontribusi tingginya angka stunting di Indonesia. Kehamilan pada usia muda  tidak hanya berisiko menyebabkan bayi lahir berat badan rendah, kekurangan gizi serta gangguan pertumbuhan.

BACA JUGA:Sensus Ekonomi 2026, Pemkot Bengkulu Dukung Penuh

BACA JUGA:90 Siswa Jadi Duta Edukasi Sebaya, Kampanyekan Cegah Kawin Anak
Menikah pada usia anak cenderung menghadapi hambatan pendidikan, seperti kurangnya akses layanan kesehatan, keterbatasan pengetahuan pola pengasuhan yang tepat,berdampak pada masa depan remaja.

"Banyak dari mereka yang terpaksa putus sekolah, kehilangan kesempatan melanjutkan pendidikan, hingga mengalami isolasi sosial. Kondisi ini terutama dialami perempuan yang menikah dini dan terpisah dari lingkungan sebayanya," ujarnya.

Ia menambahkan, pasangan yang menikah pada usia dini cenderung belum siap secara emosional sehingga rentan mengalami konflik hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Karena itu, edukasi sebaya dinilai menjadi pendekatan yang efektif.

"Program ini menekankan pembinaan karakter Islami, pendidikan sebaya, dan literasi keluarga bagi para remaja. Para duta akan dibekali kemampuan untuk menyampaikan edukasi yang tepat, menarik, dan relevan di lingkungan masing-masing,” jelasnya.

BACA JUGA:Dukung Operasi SAR Banjir Bandang di Sumatera Barat, Basarnas Bengkulu Kirimkan 15 Personil

BACA JUGA:Sejarah Baru, Kemenag Akan Gelar Perayaan Natal Bersama 2025, Ini Alasannya

Perkawinan usia dini juga berdampak jangka panjang pada masa depan remaja, termasuk meningkatnya risiko putus sekolah, kemiskinan, dan kekerasan dalam rumah tangga. Kondisi ini membuat anak sulit berkembang secara optimal serta menghambat potensi mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Melalui pendekatan peer educator, pesan pencegahan kawin anak diharapkan tersampaikan lebih efektif karena dibawa langsung oleh sesama remaja.
Program ini juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan emosional, sosial, dan spiritual remaja sehingga melahirkan generasi yang tangguh dan berdaya.

Melalui diskusi, kampanye kreatif, hingga kegiatan komunitas, edukasi sebaya didorong untuk memperluas pemahaman bahwa perlindungan anak dan kesehatan reproduksi merupakan kunci mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya, tukasnya. (**)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan