Pelebaran Jalan Longsor di Liku 9 Tuntas, Kendaraan Jenis Ini Dilarang Melintas
Kemacetan panjang di ruas jalan nasional di Liku 9 Kabupaten Bengkulu Tengah karena pekerjaan pelebaran jalan akibat longsor. -Istimewa/Bengkulu Ekspress -
Bagi yang berasal dari arah Kota Bengkulu, pengendara bisa langsung berbelok ke simpang Desa Lubuk Sini (sebelah kiri) dan menuju ke Desa Penum 1, Desa Penum 2, Desa Kelindang Bawah, Kelindang Atas, Desa Pungguk Beringin, Desa Pungguk Ketupak, Lubuk Unen Baru, Desa Susup dan langsung tembus ke jalan menuju PLTA Musi.
Selanjutnya, pengendara akan tiba ke Desa Hujan Mas Atas Kecamatan ujan Mas Kabupaten Kepahiang.
"Jalan alternatif ini, hanya mini bus dan sepeda motor yang bisa lewat. Sedangkan untuk truk dan kendaraan bermuatan besar tak bisa melintas karena ada jalan yang rusak dan tak memungkinkan kendaraan besar melintas," kata Camat Merigi Sakti Kabupaten Benteng, Ujang Syafawi SSos.
Hanya saja, sambung Ujang, beberapa titik jalan yang mengalami kerusakan. Meski demikian, hal itu tak menjadi kendala untuk melintas. Namun, waktu tempuh memang sedikit lama jika dibandingkan dengan menggunakan ruas jalan di kawasan Liku Sembilan.
"Jalan alternatif bisa ditempuh lebih kurang 75 menit. Ada beberapa spot jalan yang rusak, namun tak menghalangi," pungkas Ujang.
Lalu Lintas Lumpuh
Lalu lintas di ruas jalan tersebut sempat lumpuh total. Yaitu, selama proses pekerjaan pelebaran jalan.
Pantauan BE, mobil truk besar dan kendaraan angkutan barang dilarang untuk melintas sejak Sabtu 13 Januari siang. Hanya mobil roda empat dan sepeda motor yang diperkenankan melintas. Itupun hanya saat alat berat yang bertugas melakukan pelebaran jalan sedang beristirahat. Lalu lintas kembali ditutup total ketika 2 unit eksavator kembali beroperasi.
Segera Pemasangan Beronjong
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso menerangkan bahwa kondisi jalan saat ini memang belum memungkinkan bagi kendaraan berat. Untuk tahapan selanjutnya bakal dilakukan pemasangan beronjong di titik jalan yang terkena longsor.
Dijelaskan Tejo, pemasangan beronjong terealiasi atas kolaborasi beberapa pihak. Diantaranya, Balai Sungai yang membantu penyediaan beronjong dan BPJN yang mengambil peran sebagai pihak yang mengerjakan pemasangan beronjong tersebut.
"Direncanakan dalam kurun waktu 5 hari sudah bisa dilalui kendaraan berat," jelasnya.
Selain pemasangan beronjong yang merupakan langkah sigap dalam penanganan bencana, Tejo menegaskan, pembangunan akan dilanjutkan agar permukaan jalan menjadi kokoh dan aman untuk dilewati.