Gotong Royong di Mukomuko Cegah Ini

foto internet--

harianbengkuluekspress.id  - Kasus DBD di wilayah Kabupaten Mukomuko cukup tinggi atau mencapai puluhan kasus.  Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat sudah ada  sebagian warga di Desa Lubuk Mukti yang bergotong-royong membersihkan lingkungan guna mencegah berkembangnya nyamuk penyebar virus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu.

"Ada warga di Desa Lubuk Mukti yang gotong-royong, sedangkan warga yang lain sepertinya mengandalkan pemerintah untuk menangani kasus ini," ujar Kadinkes Mukomuko, Bustam Bustomo melalui Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Ruli Herlindo. 

Ia menyampaikan, dari puluhan kasus DBD di daerah ini sejak bulan Januari hingga 28 Februari 2024, dan sebanyak dua orang diantaranya meninggal dunia. Dua penderita DBD yang meninggal dunia itu, yakni Karmilah (51) warga Kecamatan Selagan Raya dan bayi berusia 11 bulan bernama Kaisan Gilbi Giffani  warga Wonosobo. Dari puluhan kasus DBD tersebut,  sebanyak 26 orang warga di Desa Lubuk Mukti  Kecamatan Penarik dan sebanyak 20 orang telah dirujuk ke rumah sakit daerah ini. 

"Kita telah memanggil perangkat Desa Lubuk Mukti, agar mereka menggerakkan warga untuk melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit DBD di wilayah itu," terangnya. 

BACA JUGA:Jalan Liku Sembilan Amblas, Pengendara Diminta Melakuakn Ini

Setelah itu, katanya, pihak desa membuat pengumuman untuk mengajak warga di wilayah tersebut melakukan gotong royong membersihkan lingkungan. Ia juga mengatakan, pihaknya selain mengajak warga Desa Lubuk Mukti gotong-royong serta mengajak semua masyarakat untuk gotong-royong sebagai upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan mencegah penyakit DBD di lingkungan masing-masing. Masyarakat melakukan gerakan PSN dan Dinkes melakukan fogging serta pengasapan di lokasi yang ditemukan kasus DBD.

"Petugas kesehatan sudah melakukan fogging di Desa Lubuk Mukti  Kecamatan Penarik dan kini petugas kembali melakukan fogging di wilayah yang ditemukan kasus DBD," ujarnya.

Ia menambahkan, gerakan PSN di pembersihan lingkungan lebih efektif untuk mencegah penyebaran DBD.

"PSN lebih efektif cegah DBD," ungkapnya.(budi)

Tag
Share