Ikan di Kolam Mati Mendadak, Petani BU Mengaku Rugi Besar
Pemilik kolam saat menguburkan ikan miliknya mati mendadak, Rabu, 8 Oktober 2025.-APRIZAL/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Warga Desa Sido Mukti, Kabupaten Bengkulu Utara digemparkan dengan peristiwa matinya ribuan ikan dalam kolam secara mendadak.
Kejadian yang berlangsung pada awal pekan ini menyebabkan kerugian besar bagi para petani ikan. Salah satunya Edi, warga setempat, memperkirakan total kerugian mencapai hampir ratusan juta rupiah akibat kematian ikan dalam jumlah besar tersebut.
Edi mengungkapkan, awalnya kondisi kolam terlihat normal seperti biasa. Namun, beberapa jam kemudian, ribuan ikan peliharaannya tiba-tiba mengapung mati.
“Awalnya air kolam biasa saja, tidak ada tanda-tanda aneh. Tapi tiba-tiba ikan-ikan itu mengapung mati. Saya kaget dan panik,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu, 8 Oktober 2025
Karena jumlah ikan mati sangat banyak, Edi bersama warga sekitar terpaksa menguras air kolam untuk menyelamatkan ikan yang masih hidup. Sayangnya, upaya tersebut tidak banyak membantu. Ribuan ikan yang mati akhirnya dikubur untuk mencegah timbulnya bau busuk.
Edi memperkirakan, sekitar 80 persen ikan di kolamnya mati dalam waktu singkat. Total ikan yang mati mencapai sekitar 4 ton.
BACA JUGA:Sidang Perdana, Modus Korupsi DPRD Kaur Terdakwa Dirikan Agen Travel Fiktif
“Kerugiannya bisa mencapai hampir seratus juta rupiah,” ucapnya.
Heri, warga lain yang juga memiliki kolam, mengaku mengalami hal serupa. Hingga kini, penyebab kematian massal tersebut belum dapat dipastikan. Namun, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perikanan Kabupaten Bengkulu Utara telah turun ke lokasi untuk mengambil sampel air sebagai bahan pemeriksaan laboratorium.
“Mereka sudah ambil sampel air kolam untuk diperiksa. Jadi nanti baru bisa diketahui penyebab pastinya,” terang Heri.
Sebelumya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Utara, Parpen Siregar, telah membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung di lapangan dan mengambil langkah tindak lanjut. Hasil temuan awal tersebut telah dilaporkan kepada pimpinan daerah dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu untuk penanganan lebih lanjut.
“Kami sudah melaporkan hal ini kepada bupati dan pihak DLHK Provinsi. Dan kami juga minta perusahaan segera memperbaiki dan memperluas penampungan limbah, memastikan tidak ada lagi kebocoran atau luapan. Ke depan, kami tidak ingin peristiwa ini terulang dan merugikan masyarakat,” tegas Parpen.
Selain pelaporan, pihaknya juga telah memberikan saran teknis kepada pihak perusahaan di sekitar wilayah tersebut untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah sesuai ketentuan yang berlaku. Upaya ini dilakukan untuk memastikan sumber pencemaran jika memang berasal dari aktivitas industri dapat segera ditangani sebelum menimbulkan dampak lebih luas terhadap lingkungan dan masyarakat.