15 Tahun Rusak, Jembatan Penghubung Ini Sekarang Sudah Tak Bisa Dilewati Lagi, Ini Harapan Warga
15 Tahun Rusak, Jembatan Penghubung Ini Sekarang Sudah Tak Bisa Dilewati Lagi, Ini Harapan Warga-Afrizal/Bengkulu Ekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Warga Desa Wonoharjo Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara (BU) mengeluhkan kondisi jembatan penghubung di desa mereka.
Pasalnya, jembatan yang menghubungkan RW 06 dan RW 08 di wilayah tersebut saat ini sudah putus dan kendaraan sudah tidak bisa melintasinya lagi.
" Sudah 15 tahun jembatan ini rusak, namun belum juga ada perbaikan," keluh Agung, salah satu tokoh masyarakat Desa Wonoharjo kepada BE.
Dikatakan Agung, jembatan tersebut melintasi di atas anak sungai Menganyo. Sejal 15 tahun kondisinya sudah rusak, bahkan sudah disampaikan ke pemerintah. Namun, sampai saat ini belum kunjung ada perbaikan.
BACA JUGA:Besok, Hasil Wawancara 404 Calon PKD Segera Diumumkan, 246 Dipastikan Tersingkir
BACA JUGA:Berikan Pelayanan Maksimal, 5 Puskesmas di BS Buka 24 Jam, Berikut Daftarnya
Agung mengaku, selama ini kondisi jembatan sudah miring akibat dihantam banjir. Namun, warga masih nekat melintasinya dengan menggunakan kendaraan roda dua. Sedangkan untuk mobil sudah tidak bisa lagi melewatinya.
Akan tetapi, pada Rabu 29 Mei 2024 malam, kondisi hujan lebat melada wilayah tersebut, menyebabkan sungai meluap dan jembatan akhirnya terputus.
Jembatan di Desa wonoharjo sebelum rusak dan masih bisa dilintasi-Afrizal/Bengkulu Ekspress-
"Sudah 15 tahun kondisinya miring, namun tadi malam putus karena anak sungai meluap akibat hujan deras saat ini kendaraan sudah tidak bisa lewat lagi," ujarnya.
Padahal, sambung Agung jalan tersebut sangat penting bagi warga. Karena sebagai jalan penghubung RT 06 dan RW 08, juga akses utama warga ke tempat usaha pertanian mereka.
Pasalnya, lewat jembatan tersebut, warga mengangkut hasil produksi pertanian mereka seperti getah karet dan buah kelapa sawit.
Hanya saja, sejak putus tadi malam, saat ini warga sudah tidak bisa melintasinya lagi menggunakan kendaraan. Akibatnya, warga harus menyeberangi anak sungai tersebut.
"Sekarang terpaksa harus menyeberangi anak sungai, kendaraan tidak bisa lagi, kami sangat kesulitan untuk mengangkut hasil panen kami," keluhnya.