Produktivitas Tanaman Perkebunan Diprediksi Menurun, Begini Penjelasan Pengamat Pertanian Provinsi Bengkulu
Rewa/BE Tanaman kelapa sawit.--
Harianbengkuluekspress.id - Musim kemarau pada 2024 ini diprediksi membuat produktivitas tanaman perkebunan di Provinsi Bengkulu menurun. Bahkan diperkirakan terjadi penurunan produktivitas tanaman perkebunan hingga 30 persen. Terjadi penurunan produktivitas tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan kopi pada tahun ini. Hal itu diperkirakan terjadi akibat musim kemarau yang melanda Provinsi Bengkulu
Pengamat Pertanian Bengkulu, Prof Dr Zainal Muktamar mengatakan kepada BE, Rabu, 19 Juni 2024, "Kami memperkirakan akan terjadi penurunan produktivitas tanaman perkebunan di Bengkulu diperkirakan menurun sekitar 20 hingga 30 persen."
Menurutnya, musim kemarau yang panjang dan intens menyebabkan penurunan pasokan air bagi tanaman perkebunan. Air yang diperlukan oleh tanaman tersebut menjadi terbatas sehingga mempengaruhi proses fotosintesis dan pertumbuhan yang optimal. Dampaknya, tanaman perkebunan tidak dapat memperoleh nutrisi yang cukup dan berpengaruh negatif pada produksi buah.
"Musim kemarau yang berkepanjangan akan memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas tanaman perkebunan di Bengkulu. Penurunan produktivitas sekitar 20 hingga 30 persen akan berdampak buruk pada petani dan industri kelapa sawit di daerah ini. Selain itu, hal ini juga dapat mengganggu pasokan buah secara keseluruhan," kata Zainal.
BACA JUGA:RUPS Luar Biasa, Sekprov Isnan Fajri Ditetapkan Jadi Calon Dewan Komisaris Bank Bengkulu
BACA JUGA:Serius 'Perangi' TBC dan HIV, Ini Langkah Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
Reaksi dari para petani dan pihak terkait tidak dapat diabaikan. Bahkan seorang petani kelapa sawit di Kelurahan Teluk Sepang, Kota Bengkulu, Ishak mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penurunan produktivitas tanaman tersebut.
"Kami sudah merasakan dampak musim kemarau ini. Kurangnya pasokan air berdampak langsung pada pertumbuhan tanaman kami. Ini akan berdampak negatif pada pendapatan dan kesejahteraan kami sebagai petani kelapa sawit," ujarnya dengan nada prihatin.
Industri kelapa sawit di Bengkulu juga prihatin dengan prediksi penurunan produktivitas yang disampaikan oleh Prof Zainal Muktamar. Daniel Manurung, seorang perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Bengkulu, mengapresiasi peringatan yang diberikan. Semoga penurunan produktivitas tidak menghambat pertumbuhan industri kelapa sawit di Bengkulu.
"Kami mengapresiasi peringatan yang diberikan oleh Prof Zainal. Penurunan produktivitas ini dapat menghambat pertumbuhan industri kelapa sawit kami. Kami berharap pemerintah dapat memberikan solusi dan dukungan yang diperlukan dalam menghadapi musim kemarau yang ekstrem ini," ujar Daniel.
BACA JUGA:Dewan Buka Pengaduan Kecurangan PPDB, Masyarakat Diminta Melapor
Disisi lain, Kabid Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbesy SH mengatakan, pemerintah daerah Bengkulu telah mengambil langkah-langkah untuk menghadapi tantangan ini. Meski begitu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, mengingat tanaman perkebunan berbeda dengan tanaman pangan.
"Kita tetap mengambil langkah-langkah untuk menghadapi tantangan ini, tapi khusus tanaman perkebunan itu tantangannya memang musim kemarau, kalau kemarau memang akan membuat produktivitasnya menurun, jadi itu wajar saja," tutupnya. (Rewa Yoke)