Merasa Diprank, Siswi Pilih Putus Sekolah

RENALD/BE Siswi SMKS Aisyiyah Manna pilih putus sekolah karena trauma dan kecewa dengan keputusan sekolah.--

Harianbengkuluekspress.id - Salah seorang siswi SMKS Aisyiyah Manna, Nezza Dergahayu bersama orang tuanya Dewi Zaudah terus meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Pasalnya anaknya menjadi satu dari tiga orang siswi korban prank rapot sekolah.

Pasalnya hasil rapot yang ditandatangani pihak sekolah yang menyatakan ketiga siswi naik kelas ternyata tidak diakui oleh pihak SMKS Aisyiyah Manna, yang seharusnya ketiga siswi tersebut naik ke kelas 12 dari kelas 11 dan akan menghadapi ujian akhir sekolah, tetapi dinyatakan pihak sekolah tidak naik kelas. 

Adapun 3 orang siswi yang mendapat keputusan kontroversi tersebut yaitu, Lisi Puspitasari dan Sania Putri Ayu, serta Nezza Dergahayu yang akhirnya memilih putus sekolah karena merasa kecewa berat dan trauma oleh kejadian tersebut.

Sedangkan, 2 orang siswi lainnya memilih untuk pindah sekolah dan tidak mau lagi bersekolah di SMKS Aisyiyah Manna, yaitu Lisi Puspitasari dan Sania Putri Ayu.

BACA JUGA:Izin KIR Kendaraan Barang Banyak Mati, Segini Jumlahnya

BACA JUGA:78,55 Persen Anak Divaksin Polio, Segini Jumlah Targetnya

"Pihak sekolah menyatakan saya tidak naik kelas, padahal di rapot naik. Saya pilih berhenti dan tidak mau sekolah lagi. Saat ini saya kerja di warung minuman," keluh Nezza kepada BE, Minggu 4 Agustus 2024.

Ditambahkan orang tua Nezza, Dewi Zaudah, ia mempertanyakan hasil rapot anaknya  di dalam raport sekolah pada semester 2 tersebut. Sebab anaknya dinyatakan naik kelas dari kelas 11 ke kelas 12 tetapi tidak diakui oleh pihak sekolah.

"Masalah ini baru kami ketahui pada saat  anak saya akan melakukan pendaftaran ulang ada keterangan yang berbeda dari pihak sekolah. Saya mendapatkan keterangan bahwa anak saya dinyatakan tidak naik kelas," ungak Dewi.

Dewi mengatakan ia bersama anaknya sudah menemui pihak sekolah untuk menanyakan hal tersebut. Ia juga mengatakan bahwa raport sekolah anaknya naik kelas tersebut ditandatangani langsung oleh Kepala SMKS Aisyiyah Manna, M Rasyid Ridha yang artinya sah secara hukum dan bukan direkayasa.

BACA JUGA:Madrasah Harus Bebas Narkoba

"Kalau tidak naik kelas kenapa dicatat dengan keterangan naik kelas. Seharusnya buat saja langsung tidak naik kelas di dalam raport. Kami tidak merasa ditipu dan dipermainkan oleh pihak sekolah," katanya.

Dewi juga menyesalkan pihak sekolah yang belum menerangkan dengan jelas alasan keterangan rapot dengan pihak sekolah berbeda. Bahkan ada beberapa keluhan lainnya seperti anaknya yang tidak diberikan kesempatan melakukan perbaikan nilai dan terkesan dihambat ketika ada biaya pendidikan yang belum dituntaskan.

"Bahkan saya mendengar langsung pernyataan kepala sekolah yang sakit hati dengan anak saya Nezza. Apakah karena bapak kepala sekolah masih bujangan atau bagaimana," keluhnya.

Tag
Share