Merasa Diprank, Siswi Pilih Putus Sekolah

RENALD/BE Siswi SMKS Aisyiyah Manna pilih putus sekolah karena trauma dan kecewa dengan keputusan sekolah.--

Pada kesempatan itu, Dewi juga mengaku kecewa berat dengan pihak SMK Aisyiyah yang seolah-olah memiliki dendam pribadi dengan anaknya. Padahal sekolah SMKS Aisyiyah memang merupakan sekolah yang dinginkan Nezza, tetapi pelayanan sekolahnya dinilai sangat mengecewakan.

BACA JUGA:Angin Kencang Hantam Lahan Jagung, Segini Jumlah Kerugiannya

"Wajar kalau pihak sekolah saling membela karena mereka satu tempat kerja. Tapi pihak sekolah tidak mengatahui bahwa saya sebagai orang tua harus berusaha mengeluarkan biaya dengan susah payah dan bahkan harus meminjam uang untuk biaya sekolah Nezza, tapi pihak sekolah seolah-olah mempermainkan Nezza dan saya sebagai orang tua," terang Dewi yang terlihat sedih.

Sementara itu, Kepala SMKS Kepala SMKS Aisyiyah Manna, M Rasyid Ridha sempat ditemui oleh BE dan membantah semua tuduhan orang tua Nezza tersebut. Ia menyatakan tidak pernah melontarkan perkataan sakit hati kepada muridnya dan telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan Nezza.

"Seingat saya tidak ada ucapan saya sakit hati. Saya dan pihak sekolah sudah memberikan waktu untuk melakukan perbaikan nilai," singkatnya.

Tidak hanya sampai di situ, Pengawas SMKS Aisyiyah Manna, Dra Elmiza Martafani MPd mengatakan bahwa untuk keterangan naik kelas yang ada pada raport sebenarnya upaya sekolah untuk mebantu murid yang nilainya kurang baik atau di bawah rata-rata untuk naik kelas. Sebab masih ada upaya untuk murid memperbaiki nilai agar sesuai dengan standar sebagai syarat untuk naik kelas.

BACA JUGA:Jukir Diminta Setor PAD ke Kasda, Ini Pesan Kepala Bapenda Kota Bengkulu

"Tapi ini kami akui kesalahan kami, khususnya saya sebagai pengawas yang sudah memerintahkan kepala sekolah untuk jangan dulu membagikan raport tersebut kepada murid. Tetapi raport tersebut sudah dibagikan. Memang Nezza dinyatakan naik kelas dari kelas 11 ke kelas 12 di dalam raport, tetapi sebenarnya tidak karena ada nilainya yang belum terpenuhi sebagai syarat naik kelas," katanya. 

Ketidaksinkronan isi raport dengan kebijakan pihak sekolah menyebabkan ada keanehan di SMKS Aisyiyah Manna. Bahkan Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah III Manna sudah menerima laporan tentang SMKS Aisyiyah. Namun, persoalan tersebut belum ada penyelesaian atas kejadian tersebut dan seorang siswi harus putus sekolah karena kejadian tersebut. Kepala Cabdindik Wilayah III Manna Ir Depti Burhani menyampaikan telah memanggil pihak sekolah SMKS Aisyiyah Manna, khususnya Kepala Sekolah (Kepsek) M Rasyid Ridha dan Pengawas SMKS Aisyiyah Manna Dra Elmiza Martafani MPd.

"Kami menjamin jika ketiga anak yang dinyatakan naik kelas dari kelas 11 ke kelas 12 akan sesuai dengan raport, yang artinya tidak ada anak yang tinggal kelas. Tentu kita akan cari solusinya. Kalau masih ingin bersekolah di SMKS Aisyiyah Manna pasti naik kelas. Jika ingin pindah kita akan buatkan rekomendasi pindah sekolah," sampainya.

BACA JUGA:Pastikan Tak Kekurangan Beras, Segini Jumlah Stoknya

Depti menyayangkan jika ada anak yang putus sekolah karena kejadian tersebut. Sebab jika masih ada anak yang putus sekolah itu sebuah kegagalan bagi dunia pendidikan, khususnya di BS.

"Intinya jangan ada anak berhenti sekolah. Kalau ada masalah kita tuntaskan masalahnya secepatnya ini jadi catatan kami," pungkasnya. (Renald)

Tag
Share