MTQN ke-30 Resmi Dibuka Presiden, Jokowi Tekankan Ini

Presiden Joko Widodo memukul beduk tanda dibukanya MTQ Nasional ke-30 di Samarinda, Kalimantan Timur-istimewa/bengkuluekspress-

Harianbengkuluekspress.id-Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional (MTQ Nasional) XXX Tahun 2024 yang digelar di Stadion Gelora Kadrie Oening, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Pembukaan MTQ  ditandai dengan pemukulan beduk oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi Menag Yaqut Cholil Qoumas, Pj. Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, dan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin. 

Dilanjutkan dengan defile kafilah yang mengenakan baju adat provinsi masing-masing. MTQ ke-30 Tahun 2024 ini diikuti oleh 1.998 peserta terdiri dari 1.567 peserta inti dan 431 cadangan.

Cabang MTQ ke-30 ini meliputi Musabaqah Tilawah Al Qura’n, Musabaqah Qiraah Al Qura’n, Musabaqah Hafalan Al-Qur’an, Musabaqah Tafsir Al Qur’an, Musabaqah Fahmil Al Qur’an, Musabawah Syarhil Al Qur’an, Musabaqh Kalighrafi Al Qur’an, dan Musabaqah Karya Tulis Ilmiah Al Qur’an.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan MTQN ke-30 telah berbasis digital. 

Pada momentum tersebut,  Jokowi  mengapresiasi penyelenggaraan MTQN  karena  telah berbasis teknologi digital.

"Saya menerima laporan, banyak inovasi yang dilakukan pada 

MTQ kali ini. Salah satunya penggunaan teknologi digital. Ada beberapa aplikasi yang digunakan seperti e MTQ, e Maqra, e Scoring, dan lainnya," terang  Jokowi.

Jokowi mengharapkan penyelenggaraan MTQ dengan basis digital mampu  mengedukasi masyarakat sehigga nilai-nilai dalam Alquran dapat dilaksanakan dalam kehidupan. 

"Saya mengharapkan bukan hanya penyelenggaraan MTQ nya yang lebih baik, tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an seperti kejujuran, keadilan dan perdamaian semakin kokoh dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari," sambungnya.

Jokowi mengatakan, di era digital sekarang ini masyarakat sangat mudah memperoleh informasi. Media konvensional yang beredaksi mulai terdesak, yang dominan adalah media sosial, media online dan semua orang jadi wartawan (citizen journalism) tanpa ada dewan redaksi.

"Oleh karena itu, setiap pembaca berita media sosial harus mampu menjadi redaksi bagi dirinya sendiri, harus mampu menyaring berita mana yang baik dan tidak baik. Harus check dan richeck mana yang benar mana yang hoax atau berita bohong," ucap Presiden.

Menurut Presiden, masyarakat sekarang ini butuh pegangan moral yang kuat, yaitu agama. Disinilah, ujar Presiden, letak pentingnya MTQ.

"Melalui MTQ ini tidak hanya kemampuan dan keindahan membaca Al-Qur'an tetapi juga momentum mengagungkan Al-Qur'an, membumikan ajaran-ajaran Alquran, memperkuat moral dan spiritual bangsa dalam sendii-sendi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara," kata Presiden

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan