Usai El Nino, Indonesia Diancam La Nina, Ini Imbauan BMKG
Usai El Nino, Indonesia Diancam La Nina, Ini Imbauan BMKG-Istimewa/Bengkulu Ekspress-
Harianbengkuluekspress.bacakoran.co - Pada tahun 2023 lalu, Indonesia mengalami iklim El Nino. Namun 2024 ini, Indonesia mewaspadai iklim La Nina.
Iklim El Nino merupakan anomali kenaikan suhu permukaan laut hingga menyebabkan musim kemarau tahun 2023 lebih ekstrem panas dan kering dibandingkan biasanya.
Akibatnya, produksi pertanian, termasuk gabah di dalam negeri mengalami penurunan.
Diprediksi, dampak El Nino masih akan berlanjut di mana produksi pada bulan Januari-Februari 2024 diprediksi bakal defisit 2,8 juta ton setara beras.
BACA JUGA:Kuota Pupuk Subsidi untuk BS Berkurang, Ini Solusinya
BACA JUGA:Jamur Enoki, Ini Khasiatnya Bagi Kesehatan
Sedangkan La Ninia merupakan hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator lebih kuat dari biasanya.
Kondisi ini mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.
Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal,
Sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian serta memicu potensi berkembangnya hama dan penyakit tanaman.
"Kondisi iklim tahun 2024 ini cenderung normal. Anomali iklim El Nino dan La Nina diperkirakan tidak akan terjadi. Namun sebaran curah hujan sepanjang tahun tidak selalu normal. Karena itu, kewaspadaan tetap harus dilakukan," demikian peringatan BMKG.
Meskipun kondisi iklim tahun ini diperkirakan cenderung normal, namun BMKG meminta warga terutama pata petani agar tetap waspada.
Untuk itu, BMKG mengeluarkan rekomendasi untuk sektor pertanian.