harianbengkuluekspress.id – Intervensi pencegahan stunting terus dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan (BS). Terbaru Pemkab BS menggelar launching program Gaek Asuh Anak Stunting (GAAS KEUN) di Pendopo Rumah Dinas Bupati BS, Selasa 25 Juni 2024.
Acara tersebut juga digelar bersamaan dengan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Hadir pada acara Bupati BS, Gusnan Mulyadi SE MM dan Wakil Bupati BS, Rifai Tajudin SSos yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), para Kepala Organisasi Pemerintahan Daerah (KOPD), para camat, lurah dan kepala desa (Kades), para Kepala BUMD dan BUMN , baik perbankan dan perusahaan perkebunan kelapa sawit, serta para stakeholder lainnya, seperti BNN, BAZNAS, WAHANA VISI, KONSTANS dan BPJS.
“Ini merupakan sebuah inovasi baru dalam gerakan penanganan stunting. Sebab selam ini kita masih sangat kurang sekali inovasi dalam penanganan stunting yang ada. Sehingga munculkan ide dan gagasan menjadi orang tua asuh GAAS KEUN ini,” ujar Rifai saat menyampaikan kata sambutannyas.
Lebih lanjut Rifai menyampaikan, munculnya ide dan gagasan baru tersebut setelah dilakukannya rembuk stunting yang telah dilakukan. Ia menyebutkan, pada rembuk stunting tersebut para kepala OPD dan peserta yang hadir menyepakati intervensi stunting dilakukan salah satunya dengan menjadi orang tua asuh.
“Menyikapi dengan kemiskinan ekstrem ada 71 rumah yang masih masuk dalam indikator miskin ekstrem. Dikarenakan miskin ekstrem di tahun 2024 ini harus nol. Maka kita harus bersama-sama untuk segera aksi konvergensi kita dapat terwujud dengan nyata, sehingga kemiskinan ekstrem dapat benar-benar nol,” ajaknya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati BS, Gusnan Mulyadi SE MM mengapresiasiadanya inovasi baru yang khusus dalam menangani stunting. Sebab penanganan stunting merupakan program pemerintah pusat yang wajib serius laksanakan oleh pemerintah daerah.
“Tentunya dengan Program GAAS KEUN ini kita akan serius melakukan intervensi kepada ada yang rawan stunting bukan hanya pada anak yang telah dinyatakan stunting untuk menyiapkan generasi masa depan bangsa,” ungkapnya.
BACA JUGA:Bawaslu Sebut Rawan Pelanggaran, Ini jenis Dugaan Pelanggarannya
BACA JUGA:Tes Urine, 20 Anggota Polres Kaur Negatif
Gusnan juga menyampaikan bahwa stunting tidak sepenuhnya dapat dinilai langsung pada tumbuh kembang fisik anak. Sebab stunting juga berpengaruh langsung pada kecerdasan anak, sehingga intervensi pencegahan stunting memang harus serius dilakukan.
“Badan anak terlihat kecil itu belum bisa langsung dinyatakan stunting, karena harus dinyatakan langsung oleh pihak medis. Namun stunting sangat dikhawatirkan jika memberikan dampak pada kecerdasan anak, sehingga penanganan stunting memang harus serius dan dilakukan sejak calon pengantin yang akan melakukan pernikahan,” sampainya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang BS, Fikri Aljauhari SSTP MM merangkan tentang Program GAAS KEUN. Adapun program tersebut merupakan komitmen bersama dalam mengasuh anak yang rawan stunting di BS dengan memberikan kebutuhan gizinya.
“Benar kata bapak bupati tadi bahwa anak stunting yang akan diasuh oleh setiap perangkat daerah dan stakeholder terkait adalah yang dinyatakan berpotensi stunting, khususnya karena faktor ekonomi sulitnya memenuhi gizi bagi anak. Setidaknya setiap perangkat daerah anak bertanggung jawab kepada 3 sampai 4 orang anak asuh di wilayahnya,” terangnya.
Lebih lanjut Fikri menyampaikan, para orang tua asuh pada GASS KEUN akan bantuan pada anak rawan stunting, yaitu berupa susu formula sebanyak 4 kotak susu untuk usia anak kurang dari 1 tahun setiap 1 bulan dan 8 kotak susu untuk anak usia di atas 1 tahun setiap bulannya. Tidak hanya itu, bantuan lainnya sperti 3 karpet telur , 2 kotak vitamin serta suplemen bersama buah dan sayur akan diberikan setiap bulan.
“Tentunya Program GAAS KEUN dalam memberikan bantuan bagi anak yang berpotensi stunting dilakukan pada hari Jumat pada minggu pertama setiap bulan dengan melibatkan Dhrama Waanita di wilayahnya masing-masing,” pungkasnya. (renald)