Harianbengkuluekspress.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu merilis data terbaru mengenai garis kemiskinan di wilayah Bengkulu. Berdasarkan data BPS, penduduk yang memiliki pengeluaran per kapita di bawah Rp 671 ribu per bulan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Menurut Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ''Penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran dibawah garis kemiskinan. Hingga Maret 2024, penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah Rp 671 ribu per bulan dikategorikan sebagai penduduk miskin.''
Lebih lanjut, Win menjelaskan, garis kemiskinan terdiri dari dua komponen utama, yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan bukan makanan. Dari dua hal tersebut, komponen makanan memiliki peranan lebih besar terhadap garis Kemiskinan di Bengkulu.
"Komponen makanan masih memiliki peranan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan komponen bukan makanan dalam menentukan garis kemiskinan," jelasnya.
BACA JUGA:30 Ton Bibit Jagung Dibagikan, Ini Lokasinya
BACA JUGA:Permintaan Materai Menurun, Ini Penjelasan Kepala Kantor Wilayah DJPN Provinsi Bengkulu
Win menambahkan, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan di Bengkulu, baik di perkotaan maupun di perdesaan hingga Maret 2024, yakni beras. Beras tetap menjadi komoditi dengan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan, yaitu 20,24 persen di perkotaan dan 25,26 persen di perdesaan.
Selain beras, rokok kretek filter juga memberikan sumbangan signifikan terhadap garis kemiskinan. Di perkotaan, rokok kretek filter menyumbang 12,28 persen dan di perdesaan sebesar 10,68 persen. Rokok kretek filter menjadi komoditi kedua terbesar yang mempengaruhi garis kemiskinan.
Komoditi lain yang memberikan kontribusi adalah cabe merah dan daging ayam ras. Cabe merah menyumbang garis kemiskinan sebesar 5,7 persen di perkotaan dan 5,08 persen di perdesaan, sementara daging ayam ras menyumbang 4,53 persen di perkotaan dan 3,08 persen di perdesaan.
"Kontribusi komoditi ini menunjukkan pentingnya peranan makanan dalam menentukan garis kemiskinan," kata Win.
BACA JUGA:Manfaatkan Posko Pengaduan PPDB, Jika Anak
Data ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan penanggulangan kemiskinan di Bengkulu.
"Dengan memahami komponen yang mempengaruhi garis kemiskinan, kita dapat merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran," ujar Win.
BPS Provinsi Bengkulu juga menyarankan agar pemerintah daerah fokus pada pengendalian harga komoditi makanan, terutama beras dan rokok kretek filter, untuk menekan angka kemiskinan. Pengendalian harga komoditi ini dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi jumlah penduduk miskin.
Win menambahkan, pemahaman yang lebih mendalam mengenai garis kemiskinan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengeluaran yang bijak.