Harianbengkuluekspress.id-Polres Seluma saat ini sedang berduka. Sebab salah satu personelnya tewas dan 1 lagi kriitis saat melakukan penangkapan terhadap pelaku pembacokan terhadap bapak dan anak.
Kejadian penyerangan yang dilakukan pelaku terhadap aparat kepolisian tersebut terjadi Jumat 2 Agustus 2024 sekira pukul 16:00 WIB di daerah Perkebunan Gena Kayu Agho kelurahan puguk, Kecamatan Seluma utara.
Adapun kronologinya berawa, sebelumnya Pukul 14.00 WIB hari itu juga, Personil Sat Reskrim Polres Seluma dan Sat Reskrim Polsek Seluma Timur berjumlah 13 Orang berangkat ke lokasi untuk melakukan olah TKP di lokasi kejadian awal.
Pada sekira jam 15.00 WIB, Personil Sat Reskrim Polres Seluma dan Polsek Seluma Timur tiba di simpang jalan arah ke lokasi TKP untuk memarkirkan R4,
BACA JUGA:2024, Pemkab Mukomuko Alokasikan Rp 118 M untuk DD, 2 Ini Prioritas Peruntukannya
Sebab, untuk menuju lokasi tidak dapat dilewati dengan menggunakan kendaraan dan harus dengan cara bejalan kaki kurang lebih 5 km yang ditempuh dengan waktu selama sekira 1,5 jam
Pada pukul 16.00 WIB Personil Sat Reskrim Polres Seluma dan Personil Polsek Seluma Timur sampai dilokasi dan menemukan ke Tiga tersangka tersebut yakni Ardan dan Jeki serta Reki.
kemudian, aparat hendak melakukan penangkapan terhadap ke-3 pelaku tersebut. Hanya saja, pada saat hendak melakukan penangkapan, ke-3 pelaku melakukan penyerangan terhadap petugas kepolisian.
Ke-3 pelaku menggunakan senjata tajam jenis parang tanpa basi langsung membacok aparat.
Melihat ke-3 pelaku yang hendak menyerang aparat tersebut, aparat kepolisian yang ada di lokasi telah memberikan tembakan peringatan untuk menyerahkan diri.
BACA JUGA:Polisi Temukan 30 Situs Judi Online, Berikut Daftarnya
BACA JUGA:Bapak dan Anak di Seluma Kritis Karena Korban Pembacokan, Pelakunya Diburu, Diduga Ini Pemicunya
Namun, mereka tidak menggubrisnya dan tetap nekat untuk menyerang aparat.
Akibat penyerangan itu, 2 personil Sat Reskrim Polres Seluma yaitu IPDA Bambang Eliadi dan BRIPDA Sony Bintang Alfalah menjadi korban.