BENGKULU, BE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu mengajak masyarakat untuk gencar menabung di bank. Karena dengan menabung di bank maka uang akan aman dan terlindungi dibandingkan di rumah.
Kepala OJK Provinsi Bengkulu, Tito Adji Siswantoro mengatakan, prevalensi masyarakat yang menabung di rumah terbilang masih tinggi. Padahal menabung di rumah sangat rentan terhadap berbagai risiko mulai dari pencurian hingga kehilangan.
"Kalau saja menabung di bank adalah kebutuhan, maka uang mereka aman dan tidak akan ada insiden uang hilang atau dicuri," kata Tito, Senin (13/11).
Tito menekankan pentingnya menabung di bank sebagai solusi untuk melindungi dan mengamankan simpanan masyarakat. Dia mengingatkan bahwa tabungan yang disimpan di bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Ini berarti, jika terjadi sesuatu pada bank yang bersangkutan, simpanan nasabah akan tetap terlindungi hingga batas tertentu.
"Kalau menabung di rumah tidak ada lembaga yang menjamin kalau sewaktu-waktu uang hilang, kalau menabung di bank maka simpanannya aman karena ada LPS," ujarnya.
OJK Bengkulu berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat menabung di bank dan konsekuensi negatif yang bisa terjadi jika uang disimpan di rumah. Tujuannya adalah untuk melindungi keamanan finansial mereka dan mencegah kasus-kasus serupa terulang di masa depan.
"Kami akan terus memberikan edukasi masyarakat mengenai manfaat menabung di bank dan konsekuensi negatif yang bisa terjadi jika uang disimpan di rumah," terangnya.
Sebagai lembaga pengawas sektor keuangan, OJK Provinsi Bengkulu juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan bank-bank lokal guna memberikan layanan perbankan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan lebih banyak masyarakat akan memilih untuk menabung di bank, meningkatkan keamanan dan stabilitas keuangan mereka.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan bank-bank lokal guna memberikan layanan perbankan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat," ungkapnya.
Namun demikian, tantangan dalam mengubah perilaku keuangan masyarakat di Bengkulu tetap ada. Perlu upaya lebih lanjut dari pemerintah, OJK, dan pihak terkait untuk terus memberikan pemahaman dan insentif agar masyarakat lebih percaya diri dalam menabung di bank, menghindari risiko yang tidak perlu, dan melindungi masa depan finansial mereka.(999)