4. Penipu mengklaim ada utang yang belum dibayar
Para pelaku penipuan menggunakan taktik intimidasi klasik dengan utang yang belum dibayar. Mereka lalu akan mengancam dengan denda atau hukuman penjara.
Jika ragu, tutup telepon dan hubungi perusahaan atau agensi secara langsung untuk mengetahui apakah ancaman tersebut dapat dipercaya.
5. Meminta informasi sensitif
Pelaku biasanya meminta data yang bersifat pribadi seperti nomor KTP atau nomor kartu kredit. Jangan pernah memberikan apa yang mereka minta untuk alasan apapun.
6. Perangkat terinfeksi malware
Korban akan diberi tahu bahwa perangkat yang digunakan telah terinfeksi malware atau virus. Jika Anda diberitahu hal ini selama panggilan telepon, jangan pernah menginstal perangkat lunak akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.
7. Meminta informasi pribadi yang seharusnya sudah diketahui
Perusahaan asuransi yang menghubungi seharusnya sudah punya informasi soal nomor klaim. Begitu juga pihak sekolah seharusnya tahu nama anak dari orang tua yang mereka hubungi.
Jangan tertipu oleh seseorang yang meminta Anda untuk "memverifikasi" informasi Anda.
8. Ada jeda saat menjawab telepon
Para penipu menggunakan teknologi panggilan otomatis yang baru menghubungkan korban dengan mereka saat Anda menjawab.
BACA JUGA:KUR BCA Rp 500 Juta, Tenor hingga 5 Tahun, Syarat Mudah, Berikut Besaran Angsurannya
BACA JUGA:BSSN Gelar Rekrutmen CPNS 2024, Kuota 141 Orang, Berikut Daftar Formasinya
Demikianlah ciri-ciri penelpon yang sedang berusaha menipu anda untuk menguras data dan uang anda.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dan selalu waspada, agar anda tidak menjadi korban para penipu.