Barang-barang yang dijual oleh Indra ini, ia mengaku impor dari seputar Indonesia saja, seperti kota besar salah satunya Kota Jakarta.
Dia mengimpor barang untuk kebutuhan tokonya dengan cara perkiloan dari 40 Kg - 100 Kg an.
“100 kg pakaian untuk kemeja, kurang lebih dapat sekitar 500 pcs an,” ujarnya.
Demi menjaga kualitas barang, Indra juga mengaku selain beli per bal, dia juga ada beli secara sortiran ditempat lain.
Kemudian barang tersebut dilaundry kemudian akan langsung digantung di toko, dan sisanya akan disimpan terlebih dahulu.
Pemilik toko Kedai Second Bengkulu ini juga mengatakan persaingan thrifting semakin meluas,
Sehingga selain berjualan secara offline, dia juga memanfaatkan media social untuk membrendingkan tokonya. Untuk Instagram dengan username @ kedai_second_bkl dan Tiktok nya @kedaisecond.
BACA JUGA: Perlu Dicoba, 10 Cara Menabung Cepat Dan Mudah Bagi Para Pemula
BACA JUGA:KUR BSI Rp 100 Juta, Tenor hingga 5 Tahun, Proses Cepat dan Angsuran Ringan, Lengkapi Syarat Ini
Indra selaku salah penjual thrifting di Panorama juga berharap untuk sesama thrifting agar tetap berjualan secara sehat.
“Meskipun barangnya sama, rezeki kita tetap beda-beda, juga rezeki telah diatur yang diatas. Selain itu, kita pasti ada pelangganya masing-masing,” terangnya. (Mg1)