Harianbengkuluekspress.id - Kepala Kantor (Kakan) Kementerian Agama (Kemenag) Bengkulu Selatan (BS), H. Irawadi, S.Ag. MH terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan Madrasah.
Untuk mewujudkan hal tersebut Madrasah diminta melakukan pendataan siswa untuk dilakukan pemetaan.
Irawadi menjelaskan bahwa siswa di Madrasah di bawah naungan Kemenag memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Namun, tidak semua siswa memiliki potensi yang sama.
"Kami baru saja melaksanakan kegiatan Kompetensi Sains Madrasah (KSM, red) yang dipusatkan Ternate Maluku Utara yang diikuti tingkat nasional. Kompetisi tersebut mewadahi anak-anak kita untuk bersaing secara akademik di tingkat nasional," ujar Irawadi kepada BE.
BACA JUGA:Gelaran Haji Sukses, Kemenag BS Gelar Tasyakuran
BACA JUGA:Kemenag BS Sosialisasikan Regulasi Supervisi Pembelajaran dan Ujian Madrasah, Ini Tujuannya
Lebih lanjut, Irawadi menjelaskan melalui KSM yang digelar pada 2 sampai 7 September 2024 lalu, memicu semangat Kemenag BS untuk selalu berbenah di sektor pendidikan agar lebih maju dan berkembang.
"Dari Bengkulu Selatan ada dua orang yang mampu mengikuti tingkat nasional walupun hasil belum sesuai yang diinginkan. Tetapi ini juga sudah menjadi suatu kebanggaan bagi Madrasah yang ada di Bengkulu Selatan," jelasnya.
Irawadi mengatakan nantinya siswa - siswi Madrasah lebih terarah dengan meminta Kepala Madrasah dan elemen terkait untuk mampu merancang dan memetakan siswa - siswanya.
Sehingga siswa yang berpotensi atau berprestasi sesuai bidangnya lebih bisa dimaksimalkan potensinya.
"Selain KSM, siswa Madrasah juga dapat mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN, red). Jadi selain potensi akademik, potensi non akademik juga terus digali," katanya.
Pada kesempatan itu, Irawadi juga mengatakan pemetaan siswa dilakukan ini bukan hanya untuk Madrasah yang Negeri, tetapi berlaku juga bagi swasta.
BACA JUGA:Kemenag BS Tetapkan Zakat Fitrah, Segini Besarannya
BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kakan Kemenag BS
Sehingga dapat mengubah mindset yang terjadi di tengah masyarakat bahwa kalau dahulu madrasah hanya menjadi pilihan kedua.