Menurutnya, panduan ini diperlukan tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga dimasa depan.
"Saat ini krisis lingkungan itu ada tiga yaitu perubahan iklim, biodiversity loss, dan pencemaran limbah dan sampah. Ketiga krisis ini saling kait-mengait. Oleh karena itu KLHK mendorong adanya gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah. Kegiatan-kegiatan ini sebenarnya tujuannya salah satu nyata untuk menghadapi tiga krisis tadi," jelasnya.
Menurut Luckmi, pendidikan perubahan iklim juga memungkinkan anak-anak sekolah untuk mendapatkan pengetahuan tentang potensi bahaya perubahan iklim dan potensinya didaerah mereka. " " Jadi perubahan iklim ini di setiap daerah bisa berbeda-beda wujudnya, bentuknya beda. Harapannya siswa tahu dan juga pengajar juga tahu," ujarnya penuh harap. (**)