Harianbengkuluekspress.id- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset danTeknologi(Kemendikbudristek), melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Penilaian Pendidikan (BSKAP) telah mengembangkan panduan pendidikan perubahan iklim untuk mengatasi isu perubahan iklim saat ini.
Bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, Kemendikbudristek mengembangkan Panduan Pendidikan Perubahan Iklim sebagai salah satu prioritas dalam kurikulum nasional.
Ketua Tim Kurikulum Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Yogi Anglena mengatakan bahwa materi tentang perubahan iklim bukanlah mata pelajaran baru bagi anak-anak, tetapi merupakan bagian dari kegiatan intra-kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler.
Kegiatan intra-kurikulera dalah kegiatan pembelajaran tradisional. Kegiatan ko-kurikuler adalah kegiatan yang memperkuat kegiatan intra-kurikuler, seperti kunjungan ke museum dan tempat pendidikan lainnya.
Terakhir, kegiatan ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang mengembangkan minat dan energi pengembangan diri siswa,seperti olahraga, seni,dan kegiatan keagamaan.
BACA JUGA:Terima Apresiasi Pelopor KUB dari OJK Pusat, Ini Potensi Bisnis Baru yang Akan Disasar Bank Bengkulu
BACA JUGA:Kasus Gigitan Rabies di Mukomuko Meningkat, Dinkes Gencarkan Edukasi dan Vaksinasi
" Pada tahap awal penyusunan, kita memang memetakan kemampuan apa yang perlu dimiliki peserta didik mulai dari fase pondasi pada PAUD, SD, SMP ,SMA, kita petakan. Nah, setelah kita menyusun kemampuan apa yang perlu dimiliki maka kita petakan ke intrakurikuler, ke dalam kokurikuler, dan ke dalam ekstrakurikuler," ujar Yogi dalam webinar Merdeka Belajar Gathering episode 'Bergerak Bersama untuk Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka'
Menurutnya, materi tersebut sudah ada dibeberapa mata pelajaran dan nantinya siswa akan belajar tentang perubahan iklim secara tidak langsung.
"Dan akan diperkuat melalui ko-kurikuler seperti Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tentang gaya hidup berkelanjutan dan melalui ekstrakurikuler seperti Pramuka," bebernya.
Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah menyusun panduan yang berisi berbagai praktik baik dan alat bantu pembelajaran bagi satuan pendidikan.
Harapannya,pendidikan perubahan iklim akan menjadi gerakan bersama di masa depan.
BACA JUGA:Pembangunan Jalan Usaha Tani di Mukomuko Hampir Rampung, Petani Diharapkan Lebih Produktif
BACA JUGA:Realisasi Dana BOK Mukomuko Triwulan Ketiga 2024 Masih Rendah, Baru Segini Serapannya
Disisi lain, KepalaPusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),Luckmi Purwandari menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbudristek atas panduan yang telah disusun.