Dalam lelang proyek tahun 2024, UKPBJ berhasil mencatat penghematan anggaran sebesar Rp 4 miliar. Penghematan ini berasal dari selisih antara nilai penawaran penyedia jasa dengan HPS.
“Penghematan tersebut dihitung dari selisih nilai penawaran dengan HPS. Ini membuktikan bahwa proses lelang dilakukan secara efisien,” tambahnya.
Meskipun proses lelang berjalan lancar, Effih mengakui bahwa minimnya tenaga jabatan fungsional menjadi tantangan tersendiri.
Saat ini, UKPBJ hanya memiliki enam tenaga fungsional, yang terdiri dari 2 JF Pratama, 3 JF Muda, dan 1 JF Madya. Jumlah ini jauh dari rekomendasi pemerintah pusat, yang idealnya membutuhkan 14 tenaga fungsional.
“Kekurangan tenaga ini membuat anggota Pokja harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan setiap paket lelang. Namun, dengan dedikasi dan kerja keras, semua paket yang diajukan berhasil diproses,” ungkapnya.
Effih berharap, melalui seleksi CPNS dan PPPK tahun ini, jumlah tenaga jabatan fungsional dapat ditambah sehingga proses lelang di masa mendatang berjalan lebih maksimal.
“Mudah-mudahan ke depan ada tambahan tenaga fungsional melalui seleksi CPNS dan PPPK, sehingga tugas UKPBJ dapat berjalan lebih optimal,” harapnya.
Dengan total proyek senilai Rp 102 miliar dan penghematan Rp 4 miliar, Pemkab Mukomuko menunjukkan komitmennya untuk menjalankan pengadaan barang dan jasa secara efisien, transparan, dan akuntabel.
BACA JUGA:Lelang Kernas di Mukomuko Digelar Tahun Depan, Begini Alasannya
BACA JUGA:Patroli Kamtibmas di Mukomuko Ditingkatkan, Ini Tujuannya
Proyek-proyek yang dilelang diharapkan tidak hanya mendukung pembangunan infrastruktur, tetapi juga meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mukomuko.
“Semua proses pengadaan ini dilakukan untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana, sekaligus memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Mukomuko,” tutup Effih.
Proses lelang proyek tahun 2024 ini menjadi bukti nyata bagaimana Pemkab Mukomuko terus berupaya menghadirkan pembangunan yang efektif dan berdaya guna, meskipun di tengah keterbatasan sumber daya manusia. (**)