KEPAHIANG,BE - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepahiang memastikan jika tahun 2024 ini tidak adanya kelanjutan pembangunan wisata waterpark yang berlokasi di Desa Air Sempiang Kecamatan Kabawetan. Sebab keuangan Kepahiang yang minim, hanya saja Disparpora Kepahiang tetap berusaha untuk menjuluk atau mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat. Usulan yang akan disampaikan tersebut dilakukan di tahun 2024 ini, artinya jika memang nantinya usulan diakomodir, maka pembangunan lanjutan waterpark Kabawetan akan dilakukan di tahun 2025 mendatang.
BACA JUGA:Pelajar MTsN 2 Kota Raih Berbagai Prestasi Ini
BACA JUGA:Pelajar MTsN 2 Kota Raih Berbagai Prestasi Ini
Kepala Disparpora Kepahiang Rudy Sihaloho ST mengatakan, jika hanya mengandalkan APBD Kepahiang saja, maka waterpark Kabawetan akan sulit dilanjutkan pembangunannya. Sehingga di tahun 2024 ini pihaknya akan mengusulkan anggaran ke Kementerian Pariwisata dan Kementerian Olahraga. Jika nantinya usulan diakomodir, artinya pembangunan bisa dilaksanakan di tahun 2025 mendatang.
"Tahun ini kita mengusulkan anggaran ke Kementerian Pariwisata dan Kementerian Olahraga. Sejauh ini koordinasi dengan pihak kementerian sudah kita lakukan dan besar harapan kita usulan yang disampaikan bisa diakomodir," kata Rudy.
Disampaikan Rudy, untuk merampungkan pembangunan waterpark Kabawetan masih membutuhkan anggaran puluhan miliar. Sehingga perlu dilakukan secara bertahap untuk menyelesaikan pembangunan yang baru saja tuntas di tahap pertama tersebut.
"Kalau untuk menyelesaikan secara 100 persen anggaran masih banyak kita butuhkan. Secara bertahap usulan anggaran ke pemerintah pusat akan tetap kita ajukan dengan harapan waterpark Kabawetan bisa tuntas 100 persen," demikian Rudy.
Sekedar mengulas dalam rangka mengembangkan wisata di Kabupaten Kepahiang tahun anggaran (TA) 2021 lalu dianggarkan Rp 15 miliar untuk pembangunan waterpark yang berdarah di Desa Air Sempiang Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Bangunan yang telah menghabiskan anggaran belasan miliar tersebut dan merupakan pembangunan tahap pertama, hingga sekarang belum terlihat manfaatnya. Sementara kelanjutan pembangunannya hingga 2024 ini juga belum berlanjut. (320)