Harga Kelapa Sawit Stabil, Ini Kata Ketua Apkasindo Bengkulu

Minggu 21 Jan 2024 - 20:42 WIB
Reporter : Rewa
Editor : Zalmi

BENGKULU, BE - Harga komoditas kelapa sawit periode Januari 2024 tetap stabil Rp 2.209 per kilogram. Menariknya, harga ini tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit pada Desember 2023. Bahkan, harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) juga bertahan diangka sama Rp 10,489 per kilogram.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Bengkulu, A Jakfar, menyampaikan, pandangannya terkait situasi ini. Ia mengungkapkan keyakinan harga TBS kelapa sawit dan CPO di Bengkulu seharusnya mengalami kenaikan di awal tahun 2024. Alasannya, daerah penghasil kelapa sawit lainnya, seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara, telah mencapai harga tertinggi, masing-masing Rp 2.627 dan Rp 2.597 per kilogram.

BACA JUGA:Fun Bike Meraihkan HUT IKJT

BACA JUGA: Truk BB Dilarang Melintasi Liku Sembilan, Ini Pendapat Anggota DPRD Provinsi Bengkulu

"Kami tetap optimis harga TBS kelapa sawit bisa naik lagi karena daerah lain seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara itu sudah diatas Rp 2.500 per kilogram," kata Jakfar, Minggu 21 Januari 2024.

Jakfar berharap, kondisi ini hanya bersifat sementara. Dirinya optimis harga komoditas ini akan mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu, sejalan dengan tren positif yang dialami oleh beberapa daerah penghasil kelapa sawit lainnya.

"Maunya kita ya jangan stagnan, kalau bisa harga sawit di provinsi kita juga naik," ujarnya.

Kenaikan harga kelapa sawit di beberapa daerah penghasil, seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara, menimbulkan spekulasi mengenai faktor-faktor regional yang dapat mempengaruhi harga. Dirinya menduga bahwa perubahan iklim, kondisi tanah, dan faktor-faktor lainnya dapat menjadi penentu dalam fluktuasi harga di berbagai wilayah.

"Mungkin ada faktor-faktor yang jadi penentu, tapi sebenarnya sejauh ini kelapa sawit di Bengkulu dengan di Sumatera Barat dan Utara itu sama," tuturnya.

Jakfar mengaku, meskipun terdapat harapan akan kenaikan harga kelapa sawit, para petani di Bengkulu dihadapkan pada tantangan yang signifikan. Mereka perlu menjaga produktivitas dan kualitas hasil tanaman mereka sambil menghadapi tekanan ekonomi yang mungkin timbul akibat stabilitas harga yang masih terjaga.

"Tantangan tentu ada seperti menjaga produktivitas dan kualitas hasil tanaman," ungkap Jakfar.

Sejumlah petani dan pengusaha kelapa sawit di Bengkulu berfokus pada upaya peningkatan kualitas produk mereka. Dengan meningkatkan standar produksi dan pemrosesan, mereka berharap dapat mendapatkan nilai tambah, bahkan dalam situasi harga yang belum mengalami kenaikan.

"Kami terus meningkatkan kualitas produk sehingga dapat mendapatkan nilai tambah, bahkan dalam situasi harga yang belum mengalami kenaikan," pungkasnya. (999)

 

Kategori :