Harianbengkuluekspress.id - Harga Crude Palm Oil (CPO) pada tender terbaru Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), mencapai Rp 12.600 per kilogram atau naik dibandingkan awal 2024, tercatat mencapai Rp 11.900 per kilogram. Meski begitu, kenaikan harga CPO tersebut nyatanya masih membuat harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu belum mengalami peningkatan yang berarti atau stagnan.
Menurut Ketua Bidang Industri Kelapa Sawit DPW Apkasindo Provinsi Bengkulu, Manonggor Siahaan, kenaikan harga CPO seharusnya diikuti oleh kenaikan harga TBS kelapa sawit. Namun kondisi yang terjadi, kenaikan tersebut belum mendongkrak harga TBS kelapa sawit naik signifikan.
"Kita melihat harga CPO sudah mencapai Rp 12.600 tapi harga TBS kelapa sawit di Provinsi Bengkulu masih belum naik signifikan," kata Manonggor, Sabtu 9 Maret 2024.
Manonggor menambahkan, meskipun harga CPO telah mencapai Rp 12.600 per kilogram, namun rata-rata harga TBS kelapa sawit di Bengkulu saat ini baru mencapai Rp 2.400 per kilogram. Ini masih di bawah harga di provinsi lain seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau yang telah mencapai Rp 2.700 per kilogram.
BACA JUGA:Promosikan Wisata, Pentingnya Public Speaking, Ini Kata Anggota DPR RI Dapil Bengkulu
BACA JUGA:8 Ribu Penerima Bansos Dicoret, Ini Kriteria Penerima Bansos Versi Dinsos
"Seharunya harga TBS kelapa sawit di Bengkulu bisa sama seperti provinsi lain, ini malah berbeda dan belum ada kenaikan yang berarti," tambah Manonggor.
Berdasarkan data yang dihimpun, harga tender CPO KPBN di Franco Belawan & Dumai pada 8 Maret 2024 lalu sudah mencapai Rp 12.660 per kilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode Januari 2023 yang hanya mencapai Rp 11.900 per kilogram.
"Harga CPO yang naik seharusnya mencerminkan peningkatan harga TBS kelapa sawit, yang akan menguntungkan petani di wilayah ini," ujarnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu dinilai penting untuk menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit. Oleh sebab itu, Ia berharap, pemerintah dan stakeholder terkait dapat melakukan langkah-langkah untuk mendorong kenaikan harga TBS kelapa sawit.
BACA JUGA: Dua Diamankan,1 Buron, Penangkapan Tersangka Curanmor di Daerah Ini
"Kami berharap pemerintah dan stakeholder terkait dapat melakukan langkah-langkah untuk mendorong kenaikan harga TBS kelapa sawit demi keberlanjutan industri ini," tambah Manonggor.
Selain itu, Ia berharap, harga CPO yang terus meningkat dapat direspon segera oleh para pelaku industri kelapa sawit di Bengkulu. Hal ini dianggap krusial untuk memastikan keberlanjutan ekonomi petani kelapa sawit dan industri kelapa sawit di wilayah Bengkulu.
"Sebagai salah satu komoditas unggulan Bengkulu, kelapa sawit memegang peranan penting dalam ekonomi daerah. Oleh karena itu, perusahaan kelapa sawit di Bengkulu diharapkan dapat segera meningkatkan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu agar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat petani meningkat," pungkasnya.
Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi meminta, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Bengkulu, agar menaikkan harga TBS kelapa sawit. Sebab, kenaikan harga CPO juga mendorong kenaikan harga TBS kelapa sawit.