Harianbengkuluekspress.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu mencatat jumlah uang rupiah yang beredar di masyarakat saat ini telah lebih dari Rp 500 miliar dari total kebutuhan uang selama Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 1445 hijriah sebesar Rp 3,2 triliun.
Total uang beredar tersebut berasal dari penukaran uang pecahan kecil dan besar yang dilakukan oleh masyarakat baik melalui layanan kas keliling maupun melalui perbankan setempat.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Darjana didampingi Kepala Unit Pengelolaan Uang Rupiah, Rusoli mengatakan, hingga saat ini jumlah uang rupiah yang beredar di masyarakat mencapai Rp 500 miliar lebih.
Dengan rincian sekitar Rp 9 miliar uang pecahan kecil ditukarkan masyarakat melalui layanan kas keliling dan Rp 119 miliar melalui layanan perbankan. Sisanya layanan penukaran uang rupiah pecahan besar.
BACA JUGA:2 Gadis Belia Dibegal, 1 Unit Sepeda Motor Raib, Begini Modus Pelaku
BACA JUGA:Baznas Sumbang Kurma Setiap Masjid, Ini Keterangan Ketua Baznas Kota Bengkulu
"Total uang rupiah yang beredar di masyarakat sudah mencapai Rp 500 miliar lebih," kata Darjana, Selasa 26 Maret.
Ia memperkirakan, proyeksi uang rupiah beredar menjelang lebaran Idul Fitri 1445 hijriah akan mencapai sekitar Rp 2 triliun. Hal itu dapat terjadi seiring dengan pembayaran gaji, Tunjangan Hari Raya (THR), dan kebutuhan selama liburan.
"Peredaran uang rupiah di Bengkulu diproyeksikan akan semakin meningkat menjelang akhir Ramadan atau menjelang Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah seiring dengan pembayaran gajian, THR dan kebutuhan liburan seperti pengisian ATM dan lainnya," lanjutnya.
Ia mengaku, BI dan sejumlah perbankan di Bengkulu akan melayani transaksi keuangan hingga 5 April 2024 mendatang. Hal itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat.
"Kami juga memastikan bahwa layanan perbankan akan tetap beroperasi hingga tanggal 5 April untuk mendukung kelancaran transaksi keuangan masyarakat," tegas Darjana.
Menanggapi proyeksi penyerapan uang yang tinggi, Pengamat Ekonomi Bengkulu Prof Dr Kamaludin merasa optimis akan dampak positifnya terhadap perekonomian lokal.
"Dengan banyaknya uang yang beredar di masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan mendongkrak sektor usaha di daerah ini," ujar Kamaludin.
Namun demikian, Kamaludin menyatakan keprihatinannya terkait potensi inflasi akibat lonjakan jumlah uang yang beredar. Oleh sebab itu, dirinya meminta pemerintah agar peningkatan jumlah uang ini tidak berdampak negatif pada stabilitas harga.