Harianbengkuluekspress.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengumpulkan seluruh kepala Puskesmas, Rabu 24 April 2024. Hal ini untuk memperkuat rencana aksi pencegahan dan pendataan angka kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Bengkulu. Karena, angka penderita DBD di Kota Bengkulu cukup tinggi.
"Kita rapat untuk menekan angka penyebaran kasus demam berdarah di Kota Bengkulu," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Hariyadi Tabrani kepada BE usai rapat, Rabu, 24 April 2024.
Dalam data terakhir Dinkes ada 199 kasus DBD di Kota Bengkulu. Angka ini dinilai cukup tinggi, terlihat pada Januari lalu ada 11 kasus, kemudian Februari ada 34 kasus, dan para Maret 117 kasus, sedangkan pada April tercatat 7 kasus.
Menurut Joni, jumlah penularan pada April kemungkinan cukup banyak dan terus bertambah sehingga puskesmas diminta bisa memperbaharui/memvalidasi data tersebut.
BACA JUGA:Perempuan Dituntut Kuasai Teknologi, Materi Seminar Semarak Milad 'Aisyiyah 107,
BACA JUGA:Mendagri Batalkan Mutasi Pemkab Lebong, 36 Pejabat Bakal Dikembalikan ke Jabatan Awal
"Kita sempat kesulitan dalam mendata cepat pasien DBD karena banyak yang langsung berobat ke rumah sakit tanpa melalui puskesmas," ungkapnya.
Untuk itu, dalam konsolidasi bersama seluruh puskesmas, dirinya meminta agar nakes di puskesmas bisa lebih masif dan mengetahui lebih cepat potensi ataupun warga yang sudah terkena DBD.
"Puskesmas harus memantau lingkungan sekitarnya, untuk memastikan ada tidaknya warga yang kembali terkena DBD," tukasnya.
Menginggat wilayah tertular DBD sudah cukup banyak, maka diminta untuk tidak ragu melakukan fogging wilayah. Namun, puskesmas tetap memperhatikan prosedur agar tidak terjadi pencemaran lingkungan.
BACA JUGA:Usut Dugaan Korupsi Rp 3,96 Miliar, Polda Bengkulu Sita 1 Boks Dokumen dari Distan Benteng
"Sekarang dipantau dulu. Kalau ada tambahan 2 pasien baru di wilayah yang sama, maka puskesmas diminta kembali turun dengan melakukan fogging dan pemantauan kawasan jentik jamuk untuk dimusnahkan," papar Joni.
Kasus DBD ini juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca pancaroba. Hujan dan suhu panas sangat mendukung pertumbuhan jentik nyamuk.
Sementara masyarakat sering tidak menyadari bahwa jentik nyamuk disekitar rumahnya bisa berkembang pesat. Sebab, pasca hujan terjadi banyak genangan air terutama diwadah-wadah yang bisa menampung air, umumnya barang bekas di sekitar rumah warga.
Ia lebih menyarankan agar barang bekas yang tidak digunakan lagi untuk dibuang atau dikuburkan.