Biaya Ekspor Bengkulu Mahal, Ini Pemicunya

Perwakilan KPPBC TMP C Bengkulu, Agus Praminto menjelaskan biaya ekspor mahal.-Istimewa/Bengkulu Ekspress-

Harianbengkuluekspress.id - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C) Bengkulu mengungkapkan bahwa mahalnya biaya ekspor dari wilayah Bengkulu disebabkan oleh beberapa faktor utama, mulai dari biaya peti kemas hingga pengangkutan. 

Hal ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi para pelaku usaha yang ingin mengekspor produk mereka ke luar negeri.

Menurut Perwakilan KPPBC TMP C Bengkulu, Agus Praminto, salah satu penyebab utama mahalnya biaya ekspor adalah biaya yang terkait dengan pengangkutan, khususnya biaya peti kemas dan tambahan biaya yang timbul akibat pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai.

"Kalau dari Bea dan Cukai gak ada mas, biaya mahal terkait biaya pengangkutan meliputi biaya peti kemas dan biaya pengangkutan," kata Agus.

BACA JUGA:Digelar Serentak, Ribuan Guru Pendidikan Agama Islam Ikuti PPG Dalam Jabatan, Ini Pesan Menag

BACA JUGA: Tidak Perlu Repot-repot ke Dukcapil, Pembaharuan Kartu Keluarga Bisa Dilakukan Secara Online, Ini Caranya

Selain itu, Agus juga menyebut bahwa mekanisme ekspor dari Bengkulu yang belum langsung ke tujuan akhir menjadi faktor lain yang membuat biaya ekspor lebih mahal.

"Yang membuat biaya ekspor langsung disebabkan mekanisme ekspor dari Bengkulu juga belum langsung, tapi harus transit di pelabuhan lain dahulu,” tambahnya.

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para eksportir di Bengkulu. Mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar dibandingkan jika proses ekspor bisa dilakukan langsung tanpa harus transit di pelabuhan lain. 

"Hal ini tentu memberatkan, apalagi bagi pelaku usaha kecil yang ingin bersaing di pasar internasional," ujar Agus.

Agus juga mengakui bahwa biaya ekspor bisa lebih murah jika ada kebijakan khusus dari pemerintah yang mendukung proses tersebut. Kebijakan subsidi atau insentif lain dari pemerintah diharapkan bisa menjadi solusi untuk menekan biaya ekspor yang tinggi.

"Paling kalau ada kebijakan pemerintah, seperti subsidi dll, sempat ada mekanisme tol laut tapi tidak ada yang memanfaatkan," katanya.

Pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai juga menjadi isu penting yang harus segera ditangani. Jika masalah ini bisa diatasi, maka biaya pengangkutan bisa ditekan dan proses ekspor menjadi lebih efisien.

"Pendangkalan memang menambah biaya, karena harus menggunakan tongkang. Ini perlu penanganan serius,” tambah Agus.

Tag
Share