BBM Non Subsidi Naik, BBM Subsidi Bakal Diserbu
Rewa/BE - Masyarakat mengantre membeli BBM subsidi di Kota Bengkulu.--
Harianbengkuluekspress.id - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi diperkirakan berdampak signifikan terhadap pasokan BBM subsidi di berbagai daerah, termasuk Bengkulu.
Masyarakat yang sebelumnya menggunakan BBM non subsidi, diprediksi beralih ke BBM subsidi setelah mengetahui harga BBM non subsidi terus mengalami kenaikan.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr Ansori Tawakal SE MM menyampaikan, kekhawatirannya terhadap fenomena ini. Menurutnya, kenaikan harga BBM non subsidi tidak hanya akan mempengaruhi daya beli masyarakat, tetapi juga akan meningkatkan permintaan terhadap BBM subsidi. "Kenaikan harga BBM non subsidi berpotensi besar mengurangi pasokan BBM subsidi di daerah," ujar Ansori, Sabtu 3 Agustus 2024.
Kuota BBM subsidi di Provinsi Bengkulu tahun ini untuk jenis Pertalite mencapai 267.716 kiloliter, sedangkan untuk jenis Biosolar mencapai 107.213 kiloliter. Kuota ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sudah tersegmentasi. Namun, dengan kenaikan harga BBM non subsidi, alokasi ini terancam tidak mencukupi hingga akhir tahun.
"Jika harga BBM non subsidi terus naik, masyarakat akan banyak yang beralih ke BBM subsidi, yang tentunya akan membuat pasokan Pertalite dan Biosolar di Bengkulu cepat habis," lanjut Ansori.
BACA JUGA:Kuota Rumah Subsidi di Bengkulu Habis, Pengembang Menjerit
BACA JUGA:Polres Seluma Kerahkan Kekuatan Penuh Buru Tersangka Pembacokan Polisi
Ia menambahkan, pemerintah perlu waspada terhadap perubahan pola konsumsi ini agar tidak terjadi kelangkaan BBM subsidi yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi di daerah. Sebab dalam beberapa hari terakhir, harga BBM non subsidi seperti Pertamax Turbo dan Dexlite mengalami peningkatan. Hal ini membuat banyak pengguna beralih ke Pertalite dan Biosolar yang lebih terjangkau harganya.
"Pemerintah harus segera mengambil langkah antisipatif untuk memastikan bahwa kuota BBM subsidi yang ada cukup hingga akhir tahun. Jika tidak, kita bisa menghadapi situasi di mana masyarakat kesulitan mendapatkan BBM subsidi, terutama di daerah-daerah terpencil," tambahnya.
Lebih lanjut, Ansori mengingatkan bahwa kenaikan harga BBM non subsidi bukan hanya masalah bagi masyarakat, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif pada perekonomian daerah.
"Jika pasokan BBM subsidi tidak mencukupi, biaya transportasi akan meningkat, dan ini akan berdampak langsung pada harga barang dan jasa," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah segera mengevaluasi kebijakan penyaluran BBM subsidi, termasuk kemungkinan untuk menambah kuota di daerah yang mengalami lonjakan permintaan.
"Penting bagi pemerintah untuk merespons kondisi ini dengan cepat, agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari," pungkas Ansori.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah terkait dengan potensi kelangkaan BBM subsidi di Bengkulu. Namun, masyarakat di Bengkulu berharap pemerintah dapat segera mencari solusi untuk mengatasi persoalan ini.