Kuota Rumah Subsidi di Bengkulu Habis, Pengembang Menjerit
Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Bengkulu, Asman-IST/BE-
Harianbengkuluekspress.id - Kuota rumah subsidi yang disediakan oleh pemerintah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Provinsi Bengkulu untuk tahun 2024 ini telah habis. Padahal kebutuhan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih cukup tinggi.
Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Provinsi Bengkulu, Asman mengatakan, banyak bank penyalur KPR FLPP di Bengkulu tidak bisa menyalurkan dana FLPP pada Agustus 2024 ini. Hal itu disebabkan kuota rumah subsidi yang telah habis.
"Kuota rumah subsidi telah habis, bank penyalur tidak bisa menyalurkan dana FLPP, ini membuat kami para pengembang dan konsumen di Bengkulu menjerit," kata Asman saat ditemui BE, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Asman menjelaskan, kuota rumah subsidi untuk tahun 2024 yang diberikan pemerintah secara nasional sebanyak 166.000 unit.
BACA JUGA:Polres Seluma Kerahkan Kekuatan Penuh Buru Tersangka Pembacokan Polisi
BACA JUGA:Sembilan Tim Rebut Piala Dandim Cup, Ini Sistem Pertandingan yang Diterapkan
Kuota tersebut sudah tidak tersedia lagi pada Agustus 2024 ini.
"Kuota rumah subsidi sudah habis, seharusnya pemerintah pusat bisa menambah kuota mendekati akhir tahun 2024 ini," ungkap Asman.
Menurut Asman, habisnya kuota rumah subsidi tentu saja berdampak signifikan pada industri perumahan di Bengkulu.
Para pengembang yang selama ini mengandalkan penjualan rumah bersubsidi kini menghadapi tantangan besar karena tidak bisa menjual rumah subsidi yang telah dibangun.
"Rumah subsidi sudah dibangun, tapi kuotanya habis, bagaimana mau menjualnya?," keluh Asman.
Menurut Asman, kekurangan kuota rumah subsidi ini tidak hanya berdampak pada pengembang, tetapi juga pada konsumen khususnya masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada program ini untuk memiliki hunian.
"Kami berharap pemerintah pusat dapat segera memberikan solusi, baik dengan menambah kuota atau memberikan alternatif lain bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan harga terjangkau," tambah Asman.
Salah satu calon konsumen rumah subsidi di Kota Bengkulu, Suhendra (35) mengaku sangat kecewa karena harus menunda rencana untuk memiliki rumah tahun ini.