Ribuan Peserta Tereliminasi, 34 Peserta Gen Z Ikuti Kompetisi Pidato Nasional 2024
peserta kompetisi Pidato Nasional 2024 di Jakarta -istimewa/bengkuluekspress-
Harianbengkuluekspress.id- Kompetisi Pidato Nasional (KPN) Madrasah tahun 2024 digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Sebanyak 34 peserta berhasil menyisihkan 1.234 peserta dari 18 Provinsi di Indonesia dinyatakan lolos dan masuk tahap babak grand final.
Kompetisi dijadwalkan berlangsung selama empat hari terhitung 8 Agustus dan akan berakhir pada 11 Agustus 2024. Pada kesempatan ini, para peserta akan mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengasah kemampuan mereka, mulai bertukar pikiran dan belajar dari para ahli di bidang komunikasi dan pidato.
"Kompetisi ini merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan potensi generasi muda Indonesia, khususnya dalam kemampuan berpidato dan berkomunikasi yang efektif serta menanamkan nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama dalam pandangan generasi Z," ujar Direktur (KSKK) Madrasah, Muchamad Sidik Sisdiyanto.
BACA JUGA:40 Calon Pimpinan KPK Lolos Seleksi Tertulis, Ini Nama-namanya
BACA JUGA:Longsor, Akses Manna-Pagar Alam Sempat Lumpuh, BPBD BS Gerak Cepat
Sementara itu, Plt. Dirjen Pendidikan Islam Abu Rokhmad mengapresiasi antusiasme para peserta KPN Madrasah 2024. Tema "Pancasila dan Moderasi Beragama dalam Pandangan Gen-Z" yang diangkat dalam kompetisi ini juga sangat relevan.
"Saya berharap, melalui kegiatan ini, semangat nasionalisme dan toleransi antarumat beragama akan semakin kuat di kalangan anak muda. Moderasi beragama bukan hanya menjadi jalan tengah dalam menghadapi ekstremisme, tetapi juga merupakan landasan yang membentuk Gen-Z menjadi duta-duta Pancasila," tuturnya.
Prof Abu, panggilan akrabnya, berharap proses adu dialog, logika, dan retorika finalis Kompetisi Pidato Nasional dapat membangun skill of speaking yang menghasilkan gagasan sederhana dan mudah dipahami, sekaligus memperkuat pemahaman bahwa Pancasila adalah ideologi yang mengayomi seluruh aspek kehidupan.
"Dengan moderasi, kita dapat membangun dunia yang lebih damai dan harmonis, serta menjaga kerukunan antarumat beragama," tegasnya. (**)