MEKANISME FILTER BAGI PENGELOLAAN KONTEN TELEVISI UNTUK KELOMPOK PEREMPUAN
Dr. Lisa Adhrianti, M.Si, CPS-Istimewa/Bengkulu Ekspress-
Perempuan dinilai memiliki potensi untuk mempengaruhi lingkarannya agar dapat kembali merasakan kehangatan televisi secara bersama-sama.
Penelitian ini juga menunjukkan cara kerja Teori Uses and Gratification karena pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan suatu media.
Dalam hal ini perempuan Bengkulu berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya (Pengguna memiliki pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhan) , perempuan aktif
Dan, penggunaan medianya berorientasi pada tujuan, televisi tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi khalayak karena pemilihan media pada khalayak berdasarkan kepuasan, keinginan, kebutuhan, atau motif.
Penting untuk kembali menonton Televisi (TV) mengandung beberapa alasan rasional yaitu karena mampu melengkapi Keberadaan Internet, tampilan layar TV yang memuaskan dibanding layar HP/PC
Sehingga lebih nyaman, mampu menjadi sarana merekatkan keluarga sehingga kebenaran Informasi lebih terjamin, nilai aktualitas dan kelengkapan informasi yang lebih unggul, serta televisi berpeluang menangkal dampak Era Post Truth.
Dalam hal ini perempuan berpeluang menjadi agen perubahan dari paparan siaran Televisi jika terjadi kolaborasi pemahaman dari media televisi melalui mekanisme terkini pengelolaan konten televisi berupa FILTER, yakni :
Feminism : Perempuan harus menjadi pertimbangan penting bagi konten Televisi (The Power of EMAK-EMAK);
Impact : Konten televisi haruslah dapat diprediksi dan diukur dampaknya sedari awal, yang diorientasikan untuk membentuk/memperkuat karakter positif bagi perempuan;
Lovable : Konten televisi mampu menjadi elemen pemersatu, memotivasi untuk merekatkan dan menghangatkan hubungan antar manusia, serta memotivasi “selflove” bagi perempuan;
Truth : Konten televisi (Berita dan Hiburan) harus menjaga nilai-nilai kebenaran;
Educative : Konten berita dan hiburan yang disajikan telelvisi harus tetap mengandung nilai Pendidikan;
Rationale : Konten Televisi mampu menampilkan latar yang natural/alami sesuai konteks sosial dan budaya masyarakat setempat.
Penelitian ini juga sekaligus dapat menunjukkan asumsi bahwa Televisi adalah anak ajaib industrialisasi yang dikandung oleh ibu modernitas sehingga rentan terhadap sensitivitas gender