Sungai Selali Kembali Menghitam, Ini yang Dilakukan DLHK
RENALD/BE Kondisi Air Pino yang nampak berwarna hitam yang dikeluhkan masyarakat, Selasa (14/11).--
KOTA MANNA, BE – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) kembali menerima laporan masyarakat yang mengeluhkan kondisi air di Sungai Selali di Desa Nanjungan yang kembali berwarna hitam dan berbau busuk. Keluhan tersebut disampaikan masyarakat karena Sungai Selali menjadi sumber air untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari.
Kepala DLHK BS, Ir Haroni SP menyampaikan belum dapat memastikan penyebab air di Sungai Selali berwarna hitam secara langsung. Sementara itu, dari hasil pemeriksaan limbah di PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS) sebagai pabrik kelapa sawit (PKS) beberapa waktu lalu masih dinyatakan aman dalam ambang batas meskipun berada dekat dengan Sungai Selali.
“Kami (DLHK, red) akan tinggal diam, untuk memastikan laporan yang kami terima. Dalam waktu dekat kami akan terjun langsung ke lapangan untuk memastikan apa penyebab air di Sungai Selali menghitam. Apakah ada faktor dari aktivitas pertanian, limbah produksi atau faktor lainnya yang menyebabkan sungai tersebut menghitam,” ujar Haroni kepada BE, Selasa (14/11).
Lebih lanjut, Haroni menerangkan akan berkoordinasi dengan Pimpinan PT SBS untuk mencari solusi agar air di Sungai Selali tidak dikeluhkan masyarakat. Ia juga mengatakan perusahaan sudah seharusnya bertanggung jawab dengan lingkungan di sekitarnya tempat beroperasi, khususnya dengan anggaran CSR.
“Perusahaan diminta dapat melakukan perbaikan lingkungan atau memberikan dampak positif terhadap aktivitas sosial masyarakat yang ada di sekitarnya,” terangnya.
Haroni memastikan dalam waktu dekat akan melakukan pengecekan penyebab terjadi air di sungai berwarna hitam. Sebab, masih banyak kemungkinan penyebab air di sungai berwarna hitam dan berbau tidak sedap. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memberikan kenyamanan lingkungan bagi masyarakat di pinggiran aliran sungai yang membutuhkan air bersih.
“Setelah nanti di cek kemungkinan besar penyebabnya akan diketahui. Bisa jadi ada sedimen lumpur atau tumpukan sampah organik yang banyak di dasar sungai. Atau bisa jadi karena faktor tertutupnya muara sungai akibat debet air menurun, tindakan yang akan dilakukan melihat hasil pemeriksaan di lapangan,” pungkasnya. (117)