PKSPL IPB Teliti Hutan Mangrove Pesisir Pantai Bengkulu, Ini Hasilnya
Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Model Pembiayaan Biru Berbasis Ekosistem dalam Reduksi Risiko Bencana, dengan fokus pada peran hutan mangrove pesisir dan hutan tropis di Bengkulu, di Gedung Layanan Terpadu Rektorat Universitas Bengkulu (UNIB), Ka-Eko/Bengkuluekspress-
"Luasnya lahan hutan di Bengkulu berkontribusi besar dalam mengurangi karbon. Tentunya, dari hasil industri di Indonesia," terang Rohidin.
Terkait bencana alam, Rohidin mengatakan, masyarakat Bengkulu untuk tidak panik dan selalu siaga.
"Fenomena alam masyarakat selalu kita imbau jangan panik dan dalam siaga bencana seperti ini," ungkapnya.
Disamping itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah pemetaan wilayah-wilayah zona merah bencana alam.
"Kita juga telah membuat pemuda siaga bencana," tambah Rohidi.
Rohidin mengatakan, bencana alam yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT. Maka berdoa dan mendekatkan diri kepadaNya, menjadi hal penting yang harus dilakukan.
"Bencana alam itu dari Allah SWT. semoga kita dilindungi dan berdoa selalu," ujar Rohidin.
Disisi lain, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, beberapa selat di Indonesia akan mengalami gempa besar dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
BACA JUGA:Prediksi BMKG, Daerah yang Alami Hujan Lebat Hari Ini, Sabtu 24 Agustus 2024, Berikut Daftarnya
Penyebutan dua zona itu dikarenakan sudah lama tak mengalami gempa atau ada celah seismik, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.
"Provinsi Bengkulu yang berada di antara Selat Mentawai dan tempat pertemuan lempeng aktif Autralia, Indo-Australia dan Sesar Semangko, menjadikan Bengkulu masuk dalam ring satu wilayah pemantauan BMKG," pungkas Daryono. (eko)