Ulang Sejarah Juara Dunia, Begini Cerita Sang Jawara Tim Olimpiade Geografi Indonesia
mengulang sejarah, sang jawara tim olimpiade geografi indonesia berhasil menjadi juara umum -istimewa/bengkuluekspress-
“Saingan paling berat itu Romania dan untuk Asia, ada Singapura," kata Adelio.
Selain itu, Ahmad Fauzan Mubarok (SMA Negeri 21 Jakarta) yang juga peraih medali emas, juga menyampaikan tantangan dalam mengikuti ajang iGeo 2024.
“Yang menjadi tantangan adalah perbedaan kondisi cuaca di Dublin yang cenderung lebih dingin walaupun saat ini sedang musim panas,” ujarnya.
BACA JUGA:Oknum Karyawan Gelapkan Uang Perusahaan, Kerugian Capai Rp 689 Juta, Begini Modusnya
BACA JUGA:Jadi Syarat CPNS, Permintaan SKCK Di Kota Bengkulu Naik 100 Persen
Nareswari Tarisa Kirana (SMA Pribadi Bandung), peraih medali perunggu, dalam kesempatan ini juga mengungkapkan rasa syukurnya bisa membawa Indonesia menjadi juara umum iGeo 2024.
“Saya belajar selama kurang lebih satu tahun untuk olimpiade ini dan saya tentunya lebih banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Alhamdulillah hasilnya kami bersama dapat mengharumkan nama Indonesia dengan dapat juara umum iGeo," ujar Nareswari.
IGeO 2024 berlangsung dalam tiga babak tes, yaitu Written Response Test (WRT/tes tertulis), yaitu para peserta mengerjakan tes secara tertulis dalam kurun waktu tertentu.
Babak selanjutnya adalah Fieldwork Test (FWT/tes lapangan), pada babak ini para peserta turun ke lapangan secara langsung untuk melakukan observasi pada daerah tertentu dan pada siang harinya.
Kemudian melakukan analisis perencanaan terhadap daerah yang diobservasi tersebut. Babak terakhir adalah Multimedia Test (MMT/Tes Multimedia), yaitu para peserta selain mengerjakan soal yang berhubungan dengan geografi, juga soal-soal yang berhubungan dengan panca indra.
Keberhasilan para sang jawara tidak lepas dari peran guru pembina, mereka adalah Djati Mardiatno dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Dewayany Sutrisno dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Alhamdulillah di luar dugaan anak-anak bisa mendapatkan tiga medali emas dan satu medali perunggu. Perolehan medali emas kita paling banyak dibandingkan negara-negara lain. Pada Fieldwork Test kita itu dapat skor yang cukup tinggi. Selain itu kita dapat Best Poster kedua,” terang Djati Mardiatno selaku Koordinator Tim Pembina iGeo Indonesia. (**)